TUGAS SENI
|
MUSIK TRADISIONAL DAERAH SETEMPAT
|
OLEH:
MUHAMMAD
THAUFIQ HIDAYAT
|
KELAS AKSELERASI I
|
SMA NEGERI 3 SENGKANG UNGGULAN KAB.WAJO
|
TAHUN
PELAJARAN 2013/2014
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam proses penyusunan makalah ini penulis
telah banyak mendapatkan sebuah pengetahuan baru sebagai sebuah proses
mendapatkan keidealan berfikir dan bersikap, meskipun sebuah perjuangan itu
tidak selamanya dipertemukan dengan bunga mawar yang indah, tetapi sebuah perjuangan juga akan
mendapatkan kerikil-kerikil tajam yang sekali – kali akan menjadi penghalang,
tetapi penulis tetap yakin akan banyak orang yang akan tetap memberikan
senyumannya untuk melalui perjuangan tersebut.
Pada
kesempatan ini perkenangkan penulis untuk mengucapkan terimah kasih kepada bapak
Mustaring, S.Pd yang telah membimbing kami sehingga makalah ini dapat tersusun.
Penulis menyadari sepenuhnya, makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan penyusunan
dan penulisan makalah ini.
Akhirnya kepada Allah jualah kiranya
penulis memohon dan berdoa semoga kebaikan dan bantuan yang diberikan semua
pihak kepada penulis mendapat imbalan.
Sengkang , September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang.................................................................................... ........
1.2. Rumusan
Masalah...................................................................... .................
1.3. Tujuan
Masalah.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
Fungsi dan Latar Belakang Musik Tradisional daerah setempat.........
2.2.
Jenis-Jenis Musik Tradisional daerah setempat.
2.3.
Jenis-Jenis Alat Musik Tradisional
daerah setempat...................
2.4.
Tokoh-Tokoh Musik Tradisional daerah setempat..................................
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.................................................................................................
3.2. Saran..........................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.Pengertian seni musik
Seni
musik adalah suatu jenis kesenian dengan mempergunakan suara sebagai media
ekspresinya , baik suara manusia maupun yang ditimbulkan dari instrument (alat
musik). Pengertian suara mengandung pengertian seperti melodi , birama ,
harmoni , dan warna suara (kolorit).
2.
Pengertian music tradisional daerah
setempat
Music tradisional merupakan jenis music
yang inspirasi penciptanya
barasal dari budaya dan adat istiadat masyarakat
daerah tertentu.
Sulawesi Selatan memiliki banyak ragam
kebudayaan yang melekat secara turun temurun. Misalnya, musik daerah yang
merupakan salah satu lambang atau identitas dari etnis atau suku bangsa.
1.2. Rumusan Masalah
Dari pernyataan latar
belakang diatas, adapun rumusan masalah sebagai berukut:
-Fungsi dan Latar
Belakang musik tradisional daerah
setempat
-Jenis-Jenis musik
tradisional daerah setempat
-Jenis-Jenis alat musik
daerah setempat
-Tokoh-Tokoh musik
tradisional daerah setempat
1.3. Tujuan Masalah
Tujuan dari masalah ini
adalah kami dapat mengetahui ciri khas musik tradisional daerah Sulawesi
Selatan dan dapat memperluas wawasan ilmu.
BAB II
ISI (PEMBAHASAN)
2.1.
Fungsi & Latar Belakang Musik
Tradisional daerah Setempat
(Sulawesi Selatan)
A. Fungsi Musik Tradisional daerah Setempat (Sulawesi
Selatan)
Secara umum music daerah mempunyai beberapa fungsi
yaitu:
a.Sebagai alat pengiring upacara adat daerah
misalnya
perkawinan adat bugis-Makassar , dan rambu tuka-Toraja
b.Sebagai sarana hiburan
misalnya:Pakkacaping,Pappadendang,
Simponi kecapi,Ansambel gendang.
c.Sebagai sarana pendidikan
misalnya:Sinrilik (Makassar) & Massure (Bugis)
B. Peranan Musik Tradisional daerah Setempat (Sulawesi
Selatan)
Musik daerahmempunyai peranan dalam kehidupan
masyarakat, yakni :
a.sebagai lambang atau identitas dan ciri khas daerah
.
b. sebagai ekspresi, dan komunikasi sosial budaya bagi
masyarakatnya.
c.sebagai
kebanggaan terhadap potensi daerah yang perlu dilestarikan
dan dikembangkan sebagai bagian dari budaya
nasional Indonesia.
C. Latar
Belakang Musik Tradisional daerah Setempat(Sulawesi Selatan)
Pengertian music tradisional daerah setempat.Music tradisional merupakan
jenis music yang inspirasi penciptanya barasal dari budaya dan adat istiadat
masyarakat daerah tertentu.
Didaerah Sulawesi Selatan kits mengenal music vocal yang digunakan untuk
kepentingan ibadah dan upacara kematian, misalnya Badong untuk upacara kematian
dan Bugi untuk upacara syukuran. Alat music pada zaman ini berupa kecapi dan
suling. Alat music tersebut dapat dijumpai pada candi Borobudur dan Prambanan
dari aliran hindu dalam bentuk relif
Music derah
(tradisional) adalah music rakyat yang
secara turun – menurun lahir dan berkembang dari budaya daerah .
2.2. Jenis-Jenis Musik Tradisional
daerah Setempat (Sulawesi Selatan)
1. A. Jenis Musik : Passuling
B. Ciri-ciri :
Biasanya dilantunkan pada acara pedukaan.
Biasanya
diiringi dengan alat musik suling dari toraja
(suling lembang) dan biasanya dimainkan oleh pria.
C. Instrumen yang digunakan : Suling
Lembang
D. Fungsi : Biasanya digunakan untuk mengiringi lantunan lagu
duka
(pa’marakka) dalam menyambut keluarga atau kerabat
yang menyatakan dukacitanya.
Atau dapat juga dimainkan di luar acara kedukaan,
bahkan boleh dimainkan untuk menghibur diri dalam keluarga pedesaan sambil
menunggu padi menguning.
2. A. Jenis Musik : Paggambusu (musik gambus)
B. Ciri-ciri :
Musik ini biasa dijumpai pada acara pernikahan.
Musik gambus identik dengan musik islami karena nuansa
musiknya terasa lembut dan bernada dasar religi. Musik gambus sudah jarang ditemukan,khususnya didaerah
kabupaten Pangkep karena umumnya masyarakat modern kini lebih dominan menyukai
musik-musik modern,seperti:elekton,orkes,band pop dll. Kesenian
musik ini lebih mengutamakan alat musik gambusnya daripada instrument pendukung
yang lain.sehingga,apabila didengar dari jarak jauh hanya gambusnya yang
terdengar.
C. Instrumen yang digunakan : Gambus, Rebana, Kerinci, Suling
bambu
D. Fungsi : Sebagai sarana hiburan untuk masyarakat agar
kelestarianya
tetap terjaga. Dahulunya musik ini
berfungsikan
untuk menghibur para keluarga Karaeng
yang
dimainkan oleh para budak.namun,sekarang
semua orang
bisa menikmati musik ini.
3. A. Jenis Musik : Musik Sinrilik
B. Ciri-ciri :
Berupa sastra Makassar yang berbentuk prosa yang
cara penyampaiannya dilagukan secara berirama baik
dengan menggunakan alat musik maupun tanpa menggunakan alat musik. Biasanya
diiringi dengan alat musik tradisonal Makassar seperti alat musik Kesok-kesok (alat
musik sejenis rebab).Musik Sinrilik biasanya berisi pesan atau nasehat, kisah
perjuangan.
Musik Sinrilik ini juga dapat dijadikan sebagai musik
penghibur bagi komunitas yang telah ditinggalkan oleh kerabat atau keluarganya.
C. Instrumen yang digunakan : Gendang, Kesok
– Kesok (Rebab)
D. Fungsi :
Biasanya digunakan pada acara kematian atau kedukaan.
Dapat pula dijadikan sebagai hiburan bagi orang yang
ditinggalkan.
4. A. Jenis Musik : Pakkacaping (I)
B. Ciri-ciri : Menggunakan alat musik kecapi sebagai alat musik
yang utama. Kesenian musik ini biasa dijumpai pada upacara adat
kekaraengan,acara-acara resmi dan acara pernikahan. Musik
kecapi ini biasanya diikuti oleh satu atau dua orang penyanyi yang berbalas
pantun melalui nyanyian dengan cara mengikuti syair musiknya . Meskipun
musik ini mempunyai penyanyi namun kesenian musik ini lebih mengutamakan syair
alat musik kecapinya. Dalam hal ini,penyanyi hanya berperan sebagai
pelengkap irama agar musik ini terasa merdu didengar dan lebih hidup.
C. Instrumen yang digunakan : Kecapi
Instrumen pelengkapnya
: Kerinci, Gendang, Rebab
dan Suling bambu
D. Fungsi : Untuk melestarikan kebudayaan masyarakat sulawesi
selatan. Sebagai sarana hiburan masyarakat
agar
kelestarianya tetap terjaga.
5. A. Jenis Musik : Pakkacaping (II)
B. Ciri-ciri : Kesenian musik ini biasa dijumpai pada acara
pernikahan khusus untuk keturunan berdarah biru atau
keturunan Karaeng,Andi atau Daeng. Musik ini biasa dijumpai pada
upacara adat kekaraengan dan acara-acara resmi lainya seperti penyambutan tamu
terhormat. Musik ini juga tidak sembarangan orang bisa mempergelarkannya
hanya orang-orang yang berketurunan darah biru yang bisa
mempergelarkannya.Musik ini juga bisa dipergelarkan apabila sangat perlu ,tapi
jika acara tersebut tidak harus membutuhkan musik penpangganrang, maka musik
ini tidak boleh sama sekali dipertunjukkan.
C. Instrumen yang digunakan: Gendang, Gong, Suling bambu, Gambang,
Pui-pui
(semacam terompet)
D. Fungsi : Musik ini biasa dijumpai pada acara pernikahan. Musik
gambus identik dengan musik islami karena nuansa
musiknya terasa lembut dan bernada
dasar realigi. Musik gambus sudah jarang ditemukan,khususnya didaerah
kabupaten Pangkep karena umumnya masyarakat modern kini lebih dominan menyukai
musik-musik modern,seperti:Electone,Orkes,Band Pop dll. Kesenian musik ini lebih mengutamakan
alat musik gambusnya daripada instrument pendukung yang lain.sehingga,apabila
didengar dari jarak jauh hanya gambusnya yang terdengar.
6. A. Jenis Musik : Pa’pelle/Pa’barrung
B. Ciri-ciri : Alat musik yang digunakan terbuat dari batang padi
dan disambungkan sehigga mirip terompet. Biasanya
digunakan dalam upacara pentahbian rumah
adat (Tongkonan).
C. Instrumen yang digunakan : Alat
musik yang terbuat dari batang padi
D. Fungsi : Pa'barrung
biasa dimainkan pada upacara pentahbisan rumah
adat (Tongkonan) seperti Ma'bua',
Merok, Mangara dan sejenisnya.
7. A. Jenis Musik :
Pa’pompang/Pa’bas
B. Ciri-ciri :Merupakan bambu yang pagelarannya merupakan satu
simponi orkestra. Biasanya dimainkan oleh banyak orang
biasanya murid-murid sekolah di bawah pimpinan seorang dirigen. Biasanya diiringi dengan lagu-lagu
nasional, lagu-lagu daerah Tana Toraja, lagu-lagu gerejawi, dan lagu-lagu
daerah di seluruh Indonesia.
C. Instrumen yang digunakan : Alat
musik tradisional Toraja.
D. Fungsi : Musik
bambu jenis ini sering diperlombakan pada perayaan bersejarah seperti hari
peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI, Peringatan Hari Jadi tana
Toraja.
8. A. Jenis Musik : Gendrang Pamanca
B. Ciri-ciri :
Didominasi dengan alat musik pukul, umumnya ditabuh
menggunakan
stik (pa’babbala).
C. Instrumen yang digunakan : Gendang, Gong, Anaq
Beccing, Pui-pui
D. Fungsi : Sebagai perangkat pelengkap upacara adat.
9. A. Jenis Musik : Gandrang Bulo
B. Ciri-ciri :
Biasa dimainkan berkelompok dan dijadikan tarian khas.
C. Instrumen yang digunakan: Alat musik yang terbuat
dari bambu,
Gendang, Kecapi
D. Fungsi :
Sebagai sarana hiburan, Sebagai pelengkap upacara
Adat, Maupun pada acara-acara tertentu
10.A. Jenis Musik : Rampak Gendang
B. Ciri-ciri : Dimainkan dengan dominasi gendang.
C. Instrumen yang digunakan : Gendang, Pui-pui, dan Kecapi
D. Fungsi : Sebagai
sarana hiburan.
2.3. Jenis-Jenis Alat Musik
Tradisional daerah Setempat
(Sulawesi Selatan)
A. KECAPI
Merupakan alat musik petik dari Sulawesi Selatan khususnya suku
Bugis. Kecapi biasanya ditampilkan pada acara penjemputan para tamu,
perkawinan, hajatan, bahkan hiburan pada hari ulang tahun. Menurut sejarahnya
kecapi ditemukan atau diciptakan oleh seorang pelaut, sehingga bentuknya
menyerupai perahu yang memiliki dua dawai, diambil karena penemuannya dari tali
layar perahu dan sampai saat ini
masih terus dilestarikan dan dijadikan kekayaan seni yang sangat bernilai bagi
masyarakat asli Sulawesi Selatan.
Membutuhkan latihan khusus untuk dapat memainkan alat
musik ini dengan penuh penghayatan, tak jarang latihan dilakukan di alam
terbuka agar dapat menyatukan rasa dan jiwa sang pemetik kecapi, lebih dari itu
semua suara yang dihasilkan dari alat musik ini akan menenangkan jiwa para
pendengarnya, dan mampu membawa suasana alam terhanyut dengan buaian nada-nada yang indah dari
kecapi.
B. KESO-KESO
Keso merupakan alat
musik sejenis rebab. Letak perbedaannya dengan rebab adalah Keso mengunakan 2
dawai. Cara memainkannya dengan cara digesek
C. GENDANG atau KENDHANG
Kendhang atau gendang adalah alat musik perkusi yang
mempunyai dua bentuk dasar yakni bulat panjang dan bundar seperti rebana. Gendang
adalah alat musik jenis pukul yang dimainkan dengan tangan. Gendang terbuat dari kayu berongga yang
kedua ujung atau salah satu ujungnya ditutup dengan kulit yang diregangkan
sehingga akan mengeluarkan bunyi jika dipukul.
D. BASI-BASI (KLARINET)
Basi-basi adalah sebutan dari
daerah Bugis. Klarinet adalah sebutan dari daerah Makasar. Alat musik ini merupakan
alat musik sejenis alat musik tiup yang dipasang rangkap.
E. LEMBONG
Sejenis seruling dari Sulawesi
Selatan khsusunya Tana Toraja. Panjangnya 50 - 100 cm dan dengah garis tengah 2
cm, diujungnya dipasang tanduk kerbau atau sapi yang menyerupai cerobong dimainkan
dengan cara ditiup(Tana Toraja).
F. POPONDI atau TOLINDO
Alat musik yang terbuat dari kayu yang berbentuk busur
seperti tanduk kerbau atau tanduk sapi yang bertumpu pada sebuah tempurung
kelapa, di ujungnya atas bagian tanduk dipasang 1 buah senar dan dimainkan
dengan cara dipetik (Tana Toraja).
G. ANA’ BACCING
Alat musik ini merupakan alat musik
yang terbuat dari batang logam.
Bentuknya seperti pendayung. Cara memainkannya dengan cara di gerak-gerakkan.
H. ALOSU
Alosu merupakan alat musik
berupa kotak anyaman yang di dalamya diisi biji-bijian. Cara memainkannya
dengan digoyang-goyangkan.
I.
PUIK – PUIK / PUWI-PUWI
Puik – Puik merupakan alat musik tiup semacam terompet. Alat musik ini juga serupa
dengan alat musik serunai dari
Sumatera.Di Jawa Barat
dengan nama Tarompet, di Jawa Timur dengan nama Sronen, di Sulawesi Selatan
dengan nama Puwi-puwi.
J. SULING LEMBANG
Suling
lembang merupakan alat musik sejenis seruling panjang dari Sulawesi
Selatan .Panjangnya 50 - 100 cm dan dengah garis tengah 2 cm.

Serunai adalah alat musik tiup yang biasa
dibuat dari bambu kecil. Serunai juga merupakan salah satu alat musik
tradisional Sulawesi Selatan.
L. PARAPPASA
Parappasa terbuat dari batang bambu. Dibunyikan
dengan cara dipukulkan satu sama lain.
M. KATTO-KATTOKatto-Katto terbuat dari batang bambu. Dibuyikan dengan dipukul memakai stik.
Sama dengan Provinsi Sulawesi Tenggara, Gong juga ada di Sulawesi Selatan. Alat musik yang terbuat dari logam yang mengeluarkan suara “Gong..Gong” ini ketika dipukul juga sering digunakan untuk acara pentas seni dan adat istiadat di Sulawesi Selatan
O. KENONG
Nama alat musik yang satu ini mungkin agak kurang populer di telinga kita. Namun sebenarnya Kenong ini adalah hampir sama dengan Gong. Hanya saja dalam musik gamelan, gong yang paling besar dan paling gemuk biasanya disebut Kenong.
Nama alat musik yang satu ini mungkin agak kurang populer di telinga kita. Namun sebenarnya Kenong ini adalah hampir sama dengan Gong. Hanya saja dalam musik gamelan, gong yang paling besar dan paling gemuk biasanya disebut Kenong.
2.4. Tokoh-Tokoh
Musik Tradisional Daerah Setempat (Sulawesi Selatan)
A. SERANG DAKKO/ DAENG SERANG
Serang Dakko, panggilan
akrabnya Daeng Serang. Ia seorang Maestro Gendang. Gelar yang didapat dari
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun 2007. Ia adalah salah satu
penggiat seni tradisi yang aktif melestarikan kesenian musik tradisional
Makassar khususnya alat musik tabuh.
Daeng Serang mulai bermain gendang sejak usia belia, yaitu 9 tahun. Kemahiran Daeng Serang bermain gendang didapatnya dari mengamati sang ayah. Ayah Daeng Serang juga seorang pembuat dan pemain gendang. Dari ayahnya lah Daeng belajar seluk beluk gendang. Saat masih kecil, Daeng sudah mengajak anak-anak sebayanya untuk membentuk kelompok gendang dan berlatih bersama. Kini usianya sudah 70 tahun. Bayangkan! Sudah berapa lama Daeng Serang bermain gendang? Tetapi kecintaannya dengan gendang sejak kecil menyemangati Daeng untuk berusaha mempertahankan dan melestarian seni tradisional ini.
Cara Daeng Serang melakukannya adalah dengan terus mengajarkan cara bermainnya dan cara membuat gendang pada siapa saja. Tanpa dipungut bayaran. Selain mengajar di rumahnya yang bernama Sanggar Alam, Daeng Serang juga mengajar di berbagai perguruan tinggi sebagai dosen tamu.
Apa ciri khas Daeng Serang dalam bermain gendang dibandingkan pemain gendang lainnya? Rupanya Daeng Serang sering berhenti tiba-tiba di tengah-tengah permainan gendangnya. Penonton pun kaget. Mereka mengira lagunya sudah habis, padahal ternyata masih dilanjutkan lagi.
Daeng Serang mulai bermain gendang sejak usia belia, yaitu 9 tahun. Kemahiran Daeng Serang bermain gendang didapatnya dari mengamati sang ayah. Ayah Daeng Serang juga seorang pembuat dan pemain gendang. Dari ayahnya lah Daeng belajar seluk beluk gendang. Saat masih kecil, Daeng sudah mengajak anak-anak sebayanya untuk membentuk kelompok gendang dan berlatih bersama. Kini usianya sudah 70 tahun. Bayangkan! Sudah berapa lama Daeng Serang bermain gendang? Tetapi kecintaannya dengan gendang sejak kecil menyemangati Daeng untuk berusaha mempertahankan dan melestarian seni tradisional ini.
Cara Daeng Serang melakukannya adalah dengan terus mengajarkan cara bermainnya dan cara membuat gendang pada siapa saja. Tanpa dipungut bayaran. Selain mengajar di rumahnya yang bernama Sanggar Alam, Daeng Serang juga mengajar di berbagai perguruan tinggi sebagai dosen tamu.
Apa ciri khas Daeng Serang dalam bermain gendang dibandingkan pemain gendang lainnya? Rupanya Daeng Serang sering berhenti tiba-tiba di tengah-tengah permainan gendangnya. Penonton pun kaget. Mereka mengira lagunya sudah habis, padahal ternyata masih dilanjutkan lagi.
Rupanya Daeng Serang suka
memberi kejutan. Kebiasannya berhenti mendadak seperti itu lah yang menjadi
ciri khas permainan gendang Daeng Serang. Satu hal lagi, kalau berhenti, Daeng
Serang biasanya melakukan gerakan-gerakan jenaka. Misalnya suatu kali ia
berhenti lalu bergaya sedang berpikir. Hihihihi, kreatif sekali ya Daeng Serang
B.
SYARIFUDDIN DAENG TUTU
Nama Syarifuddin Daeng
Tutu sudah tidak asing lagi bagi publik Sulawesi Selatan. Daeng Tutu adalah
seorang seniman handal yang melestarikan kesenian Sinrili’. Bersama dengan
Sinrili’, Daeng Tutu telah melalang buana hingga ke mancanegara. Dia menghibur
masyarakat dengan menyampaikan petuah bijak leluhur dalam sastra bertutur khas
budaya Makassar, Sulawesi Selatan. Meskipun sarat pesan moral, kesan serius
seakan sirna di balik kejenakaan Daeng Tutu. Sinrili’ disampaikan sambil
memainkan alat musik gesek, seperti pada biola. Alat musik yang dimainkan
sambil duduk bersila ini terbuat dari kayu pohon nangka, kulit kambing, dan dibentangi
tiga senar berbahan kuningan.
Alat untuk menggesek
dibuat dari ekor kuda. Senar dan ekor kuda yang saling bersentuhan menghasilkan
bunyi mirip rebab. Suara khas Daeng Tutu menyatu apik dalam lantunan irama
musik yang monoton. Sinrili’ biasa dia sampaikan dalam hajatan, seperti
perkawinan dan syukuran rumah baru.Banyak hal dia tuturkan saat menyampaikan
sinrili’. Isinya dari falsafah bijak yang diajarkan leluhur hingga mengkritisi
kondisi terkini. Daeng Tutu memadukan nasihat dan kritik dalam sinrili’. Metode
penyampaian yang dulu hanya menggunakan bahasa Bugis-Makassar dia selingi
dengan bahasa Indonesia.
Dia ingin para pendengar
memahami substansi informasi yang disampaikan. Daeng Tutu juga berani mengubah
gaya tradisional para pembawa sinrili’ yang sebelumnya cenderung kaku dan
serius. Dia mengolaborasikan penyampaian informasi dan kritik lewat gurauan
yang kerap membuat penonton tertawa. Inovasi itu bisa mencairkan suasana acara
yang dibalut formal sekalipun. Daeng Tutu mungkin akan menjadi generasi ketiga
sinrili’ di Sulawesi Selatan yang akan menuruskan kesedian tradisi tersebut.
Sebelum punah dan ditinggal, Daeng Tutu merasa terpanggil untuk membesarkan
keunikan kesenian keso'-keso' ini.
Seniman yang lahir pada
tanggal 28 April 1955 ini, adalah sosok yang tak bisa dipisahkan dari
perkembangan seni budaya Makassar. Sejak tahun 1970-an, sudah aktif di dunia
kesenian tradisional Sulsel. Daeng Tutu adalah adik kandung Sirajuddin Daeng
Bantang, yang juga maestro sinrili’ dari Sulawesi Selatan yang meninggal tahun
2010 lalu. Dari kakaknya inilah Daeng Tutu mulai tertarik untuk ikut bermain
sinrili’. . Sejak kecil, Daeng Tutu sudah aktif di Sanggar Seni Batara Gowa.
Sanggar inilah yang banyak berjasa memperkenalkan seni budaya Makassar hingga
kebelahan bumi lain, termasuk sinrili'. Pada tahun 1989, Daeng Tutu bersama
kakaknya mendirikan Sanggar Siradjuddin dan menjadi salah satu pembina di
dalamnya. Sadar bahwa pasinrilik semakin langka, sepeninggal kakaknya Daeng
Tutu mulai tampil lebih dominan. Tampil solo dengan alat musik yang dibuatnya
sendiri.
Tahun 1988, Daeng Tutu
tampil dalam acara Asian Art Festival di Hongkong. Ia mementaskan sinrili’
bersama pertunjukan tari dan musik kontemporer. Lima tahun berselang (1993)
dalam pertemuan teater se-Indonesia di Makassar, Daeng Tutu menyuguhkan
sinrili’ yang berkisah tentang Karaeng Pattingalloang, cendekiawan Kerajaan
Gowa. Pertunjukan itu berlangsung meriah karena disertai drama yang mengisahkan
kiprah Karaeng Pattingalloang. Keberaniannya mengemas sinrili’ secara modern
mengundang perhatian seniman di Eropa. Pada tahun yang sama (1993) Daeng Tutu
mulai tur keliling Eropa. Daeng Tutu diminta menyuguhkan sinrili’ di beberapa
negara Eropa, seperti Jerman, Swiss, Perancis, dan Austria.
Di kancah nasional,
kiprah Daeng Tutu dalam memperkenalkan sinrili’ mungkin tak terhitung lagi
jumlahnya. Dia kerap didaulat artis Nungki Kusumastuti untuk berbicara mengenai
sinrili’ di laboratorium tari Institut Kesenian Jakarta. Tantangannya semakin
berat karena pemerintah kurang berkomitmen terhadap pelestarian kebudayaan
tradisional. Dalam 10 tahun terakhir, pemerintah tak pernah lagi
menyelenggarakan festival budaya secara.....rutin.
TOKOH PA’SSULING NA WAJO
D.
TOKOH-TOKOH LAINNYA
1.Merhadang situ
2.Muh.idris situ
3.Mustamin situ
4.Abdul halim kadir
5. Alimmuddin
6.Daeng masitti
7.daeng bura
8.Hasan pulu
9.Palinggi
10.Bopeng rilangi ,dsb.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Jadi
alat musik daerah sangatlah mempunyai banyak fungsi. Jadi mulai sekarang pahami
dan pelajarilah makalah ini supaya teman – teman dapat mempelajari alat musik
daerah kita sendiri pada umumnya.
Dan saya meminta kepada para pembaca bahwa, marilah kita
menjaga dan melestarikan kebudayaan yang
mepupakan ciri khas atau identitas
dari daerah kita (Sulawasi Selatan). Karena apabila kita tidak dapat menjaganya
orang-orang lain akan merebutnya.
Jadi saya mengharapkan agar pembaca
dapat memahami segala isi dalam makalah ini meskipun saya menyadari bahwa
makalah ini memiliki banyak kekurangan, jadi saya mengharapkan kritikan ataupun
masukan yang membangun dari semua pihak.
3.3. SARAN
Di Sulawesi Selatan
memilik banyak ragam musik-musik tradisional yang dapat diandalkan sebagai
lambang indentitas pengharum bangsa. Dimana kita sebagai penerus harus menjaga
dan melestarikan budaya itu yang merupakan warisan dari nenek moyang kita.
DAFTAR PUSTAKA
http://oldies
-bugis-makassar.blogspot.com
Luar biasa CERDASNYA ne adik, saya menunggu tulisan-tulisannya
ReplyDeleteTerima Kasih Kak atas pujiannya.
ReplyDelete