Hy Sobat Blogger, lama baru nge-posting nih....?
Soalnya aku sibuk terus ngerjain tugas. Kali ini aku akan mengkaji tentang
"Peranan Internet bagi Pendidikan dan Kebudayaan" Artikel ini sebagai
tugas mata pelajaran TIK tentang Internet. Sebelumnya aku berterimah kasih
kepada Bapak Guru yang telah mengajari kami.
Peranan
Internet Bagi Pendidikan dan Kebudayaan
1.Akses ke sumber informasi.
Sebelum adanya Internet,
masalah utama yang dihadapi oleh pendidikan (di seluruh dunia) adalah akses
kepada sumber informasi. Perpustakaan yang konvensional merupakan sumber
informasi yang sayangnya tidak murah. Buku-buku dan journal harus dibeli dengan
harga mahal. Pengelolaan yang baik juga tidak mudah. Sehingga akibatnya banyak
tempat di berbagai lokasi di dunia (termasuk di dunia Barat) yang tidak
memiliki perpustakaan yang lengkap. Adanya Internet memungkinkan mengakses
kepada sumber informasi yang mulai tersedia banyak. Dengan kata lain, masalah
akses semestinya bukan menjadi masalah lagi.
Internet dapat dianggap sebagai sumber informasi yang
sangat besar. Bidang apa pun yang anda minati, pasti ada informasi di Internet.
Contoh-contoh sumber informasi yang tersedia secara online antara lain:
- Library
- Online Journal
- Online courses. MIT mulai membuka semua materi kuliahnya di Internet.
Di Indonesia, masalah kelangkaan sumber informasi
konvensional (perpustakaan) lebih berat dibanding dengan tempat lain. Adanya
Internet merupakan salah satu solusi pamungkas untuk mengatasi masalah ini.
2. Akses ke pakar.
Internet menghilangkan batas ruang dan
waktu sehingga memungkinan seorang siswa berkomunikasi dengan pakar di tempat
lain. Seorang siswa di Makassar dapat berkonsultasi dengan dosen di Bandung
atau bahkan di Palo Alto, Amerika Serikat.
3. Media kerjasama.
Kolaborasi atau kerjasama antara
pihak-pihak yang terlibat dalam bidang pendidikan dapat terjadi dengan lebih
mudah, efisien, dan lebih murah.
PERMASALAHAN INTERNET BAGI PENDIDIKAN
Penjabaran di atas tentunya membawa kita
pada pertanyaan mengapa kita belum banyak menggunakan Internet untuk keperluan
pendidikan di Indonesia. Ada beberapa alasan, dimana sebagian akan diungkapkan
pada bagian-bagian di bawah ini :
1 1.Kurangnya penguasaan bahasa
Inggris. Suka atau tidak suka, sebagian besar informasi di Internet
tersedia dalam bahasa Inggris. Penguasaan bahasa Inggris menjadi salah satu
keunggulan (advantage).
2 2.Kurangnya sumber informasi dalam
bahasa Indonesia. Kita sadari bahwa tidak semua orang Indonesia akan belajar
bahasa Inggris. Untuk itu sumber informasi dalam bahasa Indonesia harus
tersedia. Saat ini belum banyak sumber informasi pendidikan yang tersedia dalam
bahasa Indonesia. Konsep berbagi (sharring), misalnya dengan membuat
materi-materi pendidikan di Internet, belum merasuk. Inisiatif langka seperti
ini sudah ada namun masih kurang banyak. Contohnya:
. 3.Akses Internet masih mahal.
Meskipun sudah tersedia, akses ke Internet masih mahal. Namun hal ini
diharapkan akan menjadi lebih murah di masa yang akan datang. Diharapkan
akselerasi penurunan harga menjadi fokus utama dari Pemerintah. Mekanisme lain
adalah adanya subsidi dari pemerintah untuk institusi pendidikan.
4 4.Akses Internet masih susah
diperoleh. Beberapa daerah di Indonesia masih belum memiliki jalur telepon
yang dapat digunakan untuk mengakses Internet.
. 5.Sebagian Guru belum siap.
Guru di Indonesia masih belum siap untuk menggunakan Internet sebagai bagian
dari pengajarannya. Padahal guru merupakan salah satu pengguna yang dapat
memanfaatkan Internet sebaik-baiknya. Salah satu contohnya adalah mencari
soal-soal latihan untuk kelasnya. Jika setiap guru di Indonesia membuat dua (2)
soal dan menyimpannya di Internet, maka akan ada ribuan bahkan bisa jutaan soal
yang dapat digunakan untuk latihan di kelas.
PERANAN INTERNET BAGI KEBUDAYAAN
Perkembangan teknologi informasi yang
begitu pesat memang memberikan kesempatan bagi semua orang untuk mengakses
secara real-time informasi terkini yang terjadi di belahan dunia manapun dan
tidak ada batasan sama sekali (borderless).Namun demikian, di sisi yang lain
ternyata perkembangan IT dapat berbahaya karena dikhawatirkan dengan
begitu kencangnya aliran informasi tersebut dapat menyebabkan jati diri dan
budaya bangsa ikut luluh lantak terbawa arus.
Memang di setiap kisi-kisi kehidupan terdapat dua hal
yang saling berseberangan. Ibarat dua sisi mata uang, akibat dari suatu
perkembangan hidup dapat menyebabkan kebaikan dan keburukan. Oleh karena itu
dibutuhkan kecerdasan rohani - di samping kecerdasan jasmani - sehingga
kemajuan yang dicapai oleh umat manusia dapat diseleraskan dan diarahkan kepada
kepentingan bersama dan lebih diutamakan untuk hasil yang positif.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi bila tidak
disikapi secara hati-hati akan berdampak serius bagi budaya bangsa, kata Dekan
Sekolah Pascasarjana (SPs) Institut Prertanian Bogor (IPB), Prof Dr Khairil
Anwar Notodiputro. Dalam perbincangan dengan ANTARA di Bogor, Minggu (30/8),
Khairil Anwar Notodiputro mengingatkan perkembangan TI harus dilihat dari
perspektif kepentingan bangsa. Perkembangan TI jangan sampai menggerus budaya
bangsa yang akan berimplikasi pada semakin lunturnya jati diri bangsa di mata
dunia."TI berpotensi besar menggerus budaya bangsa. Kita harus melakukan
sesuatu agar perkembangan TI tidak membawa dampak negatif bagi kebudayaan
nasional," papar Prof Khairil.
TI memiliki dua dampak sekaligus. TI ibarat pisau
bermata dua. Pertama, TI menawarkan akses informasi tanpa batas yang amat besar
manfaatnya bagi perkembangan manusia. Pasalnya TI menawarkan berbagai informasi
terbaru mengenai pengetahuan dan kemajuan. Dengan kehadiran TI dunia menjadi
tak bersekat dan tanpa batas.Kedua, sisi lain yang ditimbulkan TI berupa
kemungkinan hancurnya jati diri bangsa akibat agresi informasi tanpa henti.
Agresi informasi tersebut berdampak pada penggerusan budaya bangsa."Saat
ini kita harus melakukan sesuatu, agar manfaat TI positif bagi kepentingan
bangsa. Menolak TI merupakan langkah mundur yang tidak mungkin
dilakukan. Yang harus dipikirkan bersama bagaimana dampak negatif yang
ditimbulkan bisa terus dieleminir, sehingga kekuatiran yang muncul akan
tergerusnya budaya bangsa dapat diatasi.
Pengaruh
negative intenet pada aspek budaya:
1a. Kemerosotan moral di
kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan
kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai
keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya
dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.
2b. Kenakalan dan tindak
menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya kewibawaan
tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan
tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting
dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama,
kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin
meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret,
pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
3c. Pola interaksi antar
manusia yang berubah Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan
menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang
disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan
dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail
telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya
berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang
yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi
dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan
waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting
(IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.
Globalisasi
Dalam Kebudayaan Tradisional Di Indonesia
Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar
dalam interaksi antar masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat
lain, bangsa Indonesia ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami
nusantara (sebelum Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan
mempengaruhi. Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting dalam kebudayaan
manusia. Tanpa itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang
senantiasa berubah. Perubahan yang terjadi saat ini berlangsung begitu cepat.
Hanya dalam jangka waktu satu generasi banyak negara-negara berkembang telah
berusaha melaksanakan perubahan kebudayaan, padahal di negara-negara maju
perubahan demikian berlangsung selama beberapa generasi. Pada hakekatnya bangsa
Indonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh
luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah
yang terjadi dalam proses globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya
soal ekonomi namun juga terkait dengan masalah atau isu makna budaya dimana
nilai dan makna yang terlekat di dalamnya masih tetap berarti.. Masyarakat
Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal, seperti
anekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya. Keanekaragaman
masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan pula dalam berbagai ekspresi
keseniannya. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan pula bahwa berbagai kelompok
masyarakat di Indonesia dapat mengembangkan keseniannya yang sangat khas.
Kesenian yang dikembangkannya itu menjadi model-model pengetahuan dalam
masyarakat.
Tindakan Yang Mendorong Timbulnya
Globalisasi Kebudayaan Dan Cara Mengantisipasi Adanya Globalisasi Kebudayaan
Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah
kepada pertimbangan-pertimbangan ekonomi daripada cultural atau budaya dapat
dikatakan merugikan suatu perkembangan kebudayaan. Jennifer Lindsay (1995)
dalam bukunya yang berjudul ‘Cultural Policy And The Performing Arts In
South-East Asia’, mengungkapkan kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini
secara efektif mengubah dan merusak seni-seni pertunjukan tradisional, baik
melalui campur tangan, penanganan yang berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa
arah, dan tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada kebijakan
kultural atau konteks kultural. Dalam pengamatan yang lebih sempit dapat kita
melihat tingkah laku aparat pemerintah dalam menangani perkembangan kesenian rakyat,
di mana banyaknya campur tangan dalam menentukan objek dan berusaha merubah
agar sesuai dengan tuntutan pembangunan. Dalam kondisi seperti ini arti dari
kesenian rakyat itu sendiri menjadi hambar dan tidak ada rasa seninya lagi.
Melihat kecenderungan tersebut, aparat pemerintah telah menjadikan para seniman
dipandang sebagai objek pembangunan dan diminta untuk menyesuaikan diri dengan
tuntutan simbol-simbol pembangunan. Hal ini tentu saja mengabaikan masalah
pemeliharaan dan pengembangan kesenian secara murni, dalam arti benar-benar
didukung oleh nilai seni yang mendalam dan bukan sekedar hanya dijadikan model
saja dalam pembangunan. Dengan demikian, kesenian rakyat semakin lama tidak
dapat mempunyai ruang yang cukup memadai untuk perkembangan secara alami atau
natural, karena itu, secara tidak langsung kesenian rakyat akhirnya menjadi
sangat tergantung oleh model-model pembangunan yang cenderung lebih modern dan
rasional. Sebagai contoh dari permasalahan ini dapat kita lihat, misalnya
kesenian asli daerah Betawi yaitu, tari cokek, tari lenong, dan sebagainya
sudah diatur dan disesuaikan oleh aparat pemerintah untuk memenuhi tuntutan dan
tujuan kebijakan-kebijakan politik pemerintah. Aparat pemerintah di sini turut
mengatur secara normatif, sehingga kesenian Betawi tersebut tidak lagi terlihat
keasliannya dan cenderung dapat membosankan. Untuk mengantisipasi hal-hal yang
tidak dikehendaki terhadap keaslian dan perkembangan yang murni bagi kesenian
rakyat tersebut, maka pemerintah perlu mengembalikan fungsi pemerintah sebagai
pelindung dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa harus turut campur
dalam proses estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini
membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga sulit untuk menghindari
keterlibatan pemerintah dan bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang
sulit pula membuat keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian
(oroginalitas) yang diinginkan para seniman rakyat tersebut. Oleh karena itu
pemerintah harus ‘melakoni’ dengan benar-benar peranannya sebagai pengayom yang
melindungi keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian rakyat tersebut
tanpa harus merubah dan menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan politik.
Globalisasi informasi dan budaya yang terjadi menjelang millenium baru seperti
saat ini adalah sesuatu yang tak dapat dielakkan. Kita harus beradaptasi
dengannya karena banyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakui bahwa
teknologi komunikasi sebagai salah produk dari modernisasi bermanfaat besar
bagi terciptanya dialog dan demokratisasi budaya secara masal dan merata.
Globalisasi mempunyai dampak yang besar terhadap budaya. Kontak budaya melalui
media massa menyadarkan dan memberikan informasi tentang keberadaan nilai-nilai
budaya lain yang berbeda dari yang dimiliki dan dikenal selama ini. Kontak
budaya ini memberikan masukan yang penting bagi perubahan-perubahan dan
pengembangan-pengembangan nilai-nilai dan persepsi dikalangan masyarakat yang
terlibat dalam proses ini. Kesenian bangsa Indonesia yang memiliki kekuatan
etnis dari berbagai macam daerah juga tidak dapat lepas dari pengaruh kontak
budaya ini. Sehingga untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
perubahan-perubahan diperlukan pengembangan-pengembangan yang bersifat global
namun tetap bercirikan kekuatan lokal atau etnis. Globalisasi budaya yang
begitu pesat harus diantisipasi dengan memperkuat identitas kebudayaan
nasional. Berbagai kesenian tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan
kebudayaan nasional jangan sampai hanya menjadi alat atau slogan para pemegang
kebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam rangka keperluan turisme, politik
dsb. Selama ini pembinaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan
lembaga pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh
esensi kehidupan kesenian yang bersangkutan. Akibatnya, kesenian tradisional
tersebut bukannya berkembang dan lestari, namun justru semakin dijauhi
masyarakat. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian rakyat cukup
berat. Karena pada era teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan modern
ini masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik
dalam menentukan kualitas maupun selera. Hal ini sangat memungkinkan keberadaan
dan eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata oleh
masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian modern yang merupakan imbas dari
budaya pop. Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas ada beberapa alternatif
untuk mengatasinya, yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM ) bagi para
seniman rakyat. Selain itu, mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai
pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi
kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek atau
dana-dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja.
Penutup
Internet
merupakan salah satu produk teknologi yang dapat membantu kita meningkatkan
taraf hidup melalui pendidikan dan Kebudayaan. Meskipun masih banyak tantangan,
kita masih dapat memanfaatkan Internet sebesar mungkin.
No comments:
Post a Comment