Breaking News

Blogger templates

Blogger templates

Blogroll

Template Information

Wavy Tail

Saturday, October 5, 2013

MUSIK TRADISIONAL DAERAH SETEMPAT



TUGAS SENI
MUSIK TRADISIONAL DAERAH SETEMPAT


D
I
S
U
S
U
N
 
 

  OLEH:
MUHAMMAD THAUFIQ HIDAYAT
KELAS AKSELERASI I
SMA NEGERI 3 SENGKANG UNGGULAN KAB.WAJO
 
 
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
 






Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah  SWT, atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam proses penyusunan makalah ini penulis telah banyak mendapatkan sebuah pengetahuan baru sebagai sebuah proses mendapatkan keidealan berfikir dan bersikap, meskipun sebuah perjuangan itu tidak selamanya dipertemukan dengan bunga mawar yang indah,  tetapi sebuah perjuangan juga akan mendapatkan kerikil-kerikil tajam yang sekali – kali akan menjadi penghalang, tetapi penulis tetap yakin akan banyak orang yang akan tetap memberikan senyumannya untuk melalui perjuangan tersebut.
Pada kesempatan ini perkenangkan penulis untuk mengucapkan terimah kasih kepada bapak Mustaring, S.Pd yang telah membimbing kami sehingga makalah  ini dapat tersusun.
Penulis menyadari sepenuhnya, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan  dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan  demi kesempurnaan penyusunan dan penulisan makalah ini.
Akhirnya kepada Allah jualah kiranya penulis memohon dan berdoa semoga kebaikan dan bantuan yang diberikan semua pihak kepada penulis mendapat imbalan.

Sengkang ,  September  2013

                                                                                      Penulis



                                                                        DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I    PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang.................................................................................... ........
1.2.  Rumusan Masalah...................................................................... .................
1.3.  Tujuan Masalah.............................................................................................
BAB II   PEMBAHASAN
2.1. Fungsi dan Latar Belakang Musik Tradisional daerah setempat.........            
2.2. Jenis-Jenis  Musik Tradisional daerah setempat.                                                            
2.3. Jenis-Jenis Alat  Musik Tradisional daerah setempat...................                                  
2.4. Tokoh-Tokoh Musik Tradisional daerah setempat..................................
BAB III PENUTUP
               3.1. Kesimpulan.................................................................................................
               3.2. Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
1.Pengertian seni musik
          Seni musik adalah suatu jenis kesenian dengan mempergunakan suara sebagai media ekspresinya , baik suara manusia maupun yang ditimbulkan dari instrument (alat musik). Pengertian suara mengandung pengertian seperti melodi , birama , harmoni , dan warna suara (kolorit).
2.    Pengertian music tradisional daerah setempat
Music tradisional merupakan jenis music yang inspirasi penciptanya
barasal dari budaya dan adat istiadat masyarakat daerah tertentu.  
   Sulawesi Selatan memiliki banyak ragam kebudayaan yang melekat secara turun temurun. Misalnya, musik daerah yang merupakan salah satu lambang atau identitas dari etnis atau suku bangsa.

1.2. Rumusan Masalah
Dari pernyataan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah sebagai berukut:
-Fungsi dan Latar Belakang  musik tradisional daerah setempat
-Jenis-Jenis musik tradisional daerah setempat
-Jenis-Jenis alat musik daerah setempat
-Tokoh-Tokoh musik tradisional daerah setempat
1.3. Tujuan Masalah
          Tujuan dari masalah ini adalah kami dapat mengetahui ciri khas musik tradisional daerah Sulawesi Selatan dan dapat memperluas wawasan ilmu.





BAB II
ISI (PEMBAHASAN)

2.1.                        Fungsi & Latar Belakang Musik Tradisional daerah Setempat   
      (Sulawesi Selatan)
A. Fungsi Musik Tradisional daerah Setempat (Sulawesi Selatan)
Secara umum music daerah mempunyai beberapa fungsi yaitu:
a.Sebagai alat pengiring upacara adat daerah
  misalnya perkawinan adat bugis-Makassar , dan rambu tuka-Toraja
b.Sebagai sarana hiburan
  misalnya:Pakkacaping,Pappadendang, Simponi kecapi,Ansambel gendang.
c.Sebagai sarana pendidikan
      misalnya:Sinrilik (Makassar) & Massure (Bugis)

B. Peranan Musik Tradisional daerah Setempat (Sulawesi Selatan)
Musik daerahmempunyai peranan dalam kehidupan masyarakat, yakni :
a.sebagai lambang atau identitas dan ciri khas daerah .
b. sebagai ekspresi, dan komunikasi sosial budaya bagi masyarakatnya.
c.sebagai kebanggaan terhadap potensi daerah yang perlu dilestarikan  
  dan dikembangkan sebagai bagian dari budaya nasional Indonesia.

C. Latar Belakang Musik Tradisional daerah Setempat(Sulawesi Selatan)
Pengertian music tradisional daerah setempat.Music tradisional merupakan jenis music yang inspirasi penciptanya barasal dari budaya dan adat istiadat masyarakat daerah tertentu.
Didaerah Sulawesi Selatan kits mengenal music vocal yang digunakan untuk kepentingan ibadah dan upacara kematian, misalnya Badong untuk upacara kematian dan Bugi untuk upacara syukuran. Alat music pada zaman ini berupa kecapi dan suling. Alat music tersebut dapat dijumpai pada candi Borobudur dan Prambanan dari aliran hindu dalam bentuk relif
Music derah (tradisional)  adalah music rakyat yang secara turun – menurun lahir dan berkembang dari budaya daerah .






2.2. Jenis-Jenis  Musik Tradisional daerah Setempat (Sulawesi Selatan)

1. A. Jenis Musik : Passuling

B. Ciri-ciri  :    Biasanya dilantunkan pada acara pedukaan.
                                                                 Biasanya diiringi dengan alat musik suling dari toraja   
      (suling lembang) dan biasanya dimainkan oleh pria.

C. Instrumen yang digunakan  : Suling Lembang

D. Fungsi    : Biasanya digunakan untuk mengiringi lantunan lagu duka
(pa’marakka) dalam menyambut keluarga atau kerabat yang menyatakan dukacitanya.    Atau dapat juga dimainkan di luar acara kedukaan, bahkan boleh dimainkan untuk menghibur diri dalam keluarga pedesaan sambil menunggu padi menguning.

2. A. Jenis Musik : Paggambusu (musik gambus)

B. Ciri-ciri     :  Musik ini biasa dijumpai pada acara pernikahan.  
Musik  gambus identik dengan musik islami karena nuansa musiknya terasa lembut dan bernada dasar religi.    Musik  gambus sudah jarang ditemukan,khususnya didaerah kabupaten Pangkep karena umumnya masyarakat modern kini lebih dominan menyukai musik-musik modern,seperti:elekton,orkes,band pop dll.   Kesenian musik ini lebih mengutamakan alat musik gambusnya daripada instrument pendukung yang lain.sehingga,apabila didengar dari jarak jauh hanya gambusnya yang terdengar.

C. Instrumen yang digunakan    :    Gambus,   Rebana,   Kerinci,   Suling bambu

D. Fungsi              :  Sebagai sarana hiburan untuk masyarakat agar
   kelestarianya tetap terjaga. Dahulunya musik ini    
   berfungsikan untuk menghibur para keluarga Karaeng   
   yang dimainkan oleh para budak.namun,sekarang      
   semua orang bisa menikmati musik ini.

3. A. Jenis Musik       : Musik Sinrilik
B. Ciri-ciri             :    Berupa sastra Makassar yang berbentuk prosa yang
cara penyampaiannya dilagukan secara berirama baik dengan menggunakan alat musik maupun tanpa menggunakan alat musik.  Biasanya diiringi dengan alat musik tradisonal Makassar seperti alat musik Kesok-kesok (alat musik sejenis rebab).Musik Sinrilik biasanya berisi pesan atau nasehat, kisah perjuangan.
                                                                                             Musik Sinrilik ini juga dapat dijadikan sebagai musik penghibur bagi komunitas yang telah ditinggalkan oleh kerabat atau keluarganya.

C. Instrumen yang digunakan    :    Gendang,    Kesok – Kesok (Rebab)

D. Fungsi          :    Biasanya digunakan pada acara kematian atau kedukaan.
                                                                                     Dapat pula dijadikan sebagai hiburan bagi orang yang ditinggalkan.

4. A. Jenis Musik        : Pakkacaping (I)
B. Ciri-ciri               :   Menggunakan alat musik kecapi sebagai alat musik
yang utama. Kesenian musik ini biasa dijumpai pada upacara adat kekaraengan,acara-acara resmi dan acara pernikahan.  Musik kecapi ini biasanya diikuti oleh satu atau dua orang penyanyi yang berbalas pantun melalui nyanyian dengan cara mengikuti syair musiknya .  Meskipun musik ini mempunyai penyanyi namun kesenian musik ini lebih mengutamakan syair alat musik kecapinya.  Dalam hal ini,penyanyi hanya berperan sebagai pelengkap irama agar musik ini terasa merdu didengar dan lebih hidup.
C. Instrumen yang digunakan    :    Kecapi
        Instrumen pelengkapnya      : Kerinci,  Gendang,  Rebab dan Suling bambu

D. Fungsi                 : Untuk melestarikan kebudayaan masyarakat sulawesi
selatan. Sebagai sarana hiburan masyarakat agar
kelestarianya tetap terjaga.


5. A. Jenis Musik         : Pakkacaping (II)
B. Ciri-ciri                :   Kesenian musik ini biasa dijumpai pada acara
pernikahan khusus untuk keturunan berdarah biru atau keturunan Karaeng,Andi atau Daeng.  Musik ini biasa dijumpai pada upacara adat kekaraengan dan acara-acara resmi lainya seperti penyambutan tamu terhormat.  Musik ini juga tidak sembarangan orang bisa mempergelarkannya hanya orang-orang yang berketurunan darah biru yang bisa mempergelarkannya.Musik ini juga bisa dipergelarkan apabila sangat perlu ,tapi jika acara tersebut tidak harus membutuhkan musik penpangganrang, maka musik ini tidak boleh sama sekali dipertunjukkan.

C. Instrumen yang digunakan: Gendang, Gong, Suling bambu, Gambang,
      Pui-pui (semacam terompet)

D. Fungsi   :   Musik ini biasa dijumpai pada acara pernikahan. Musik
gambus identik dengan musik islami karena nuansa musiknya   terasa lembut dan bernada dasar realigi.   Musik  gambus sudah jarang ditemukan,khususnya didaerah kabupaten Pangkep karena umumnya masyarakat modern kini lebih dominan menyukai musik-musik modern,seperti:Electone,Orkes,Band Pop dll. Kesenian musik ini lebih mengutamakan alat musik gambusnya daripada instrument pendukung yang lain.sehingga,apabila didengar dari jarak jauh hanya gambusnya yang terdengar.

6. A. Jenis Musik      : Pa’pelle/Pa’barrung

B. Ciri-ciri            :   Alat musik yang digunakan terbuat dari batang  padi
dan disambungkan sehigga mirip terompet.  Biasanya  digunakan dalam upacara pentahbian rumah adat (Tongkonan).
C. Instrumen yang digunakan    :  Alat musik yang terbuat dari batang padi
D. Fungsi   :   Pa'barrung biasa dimainkan pada upacara pentahbisan rumah  
adat (Tongkonan) seperti Ma'bua', Merok, Mangara dan sejenisnya.
7. A. Jenis Musik     : Pa’pompang/Pa’bas
B. Ciri-ciri           :Merupakan bambu yang pagelarannya merupakan satu
simponi orkestra.   Biasanya dimainkan oleh banyak orang biasanya murid-murid sekolah di bawah pimpinan seorang dirigen. Biasanya diiringi dengan lagu-lagu nasional, lagu-lagu daerah Tana Toraja, lagu-lagu gerejawi, dan lagu-lagu daerah di seluruh Indonesia.
C. Instrumen yang digunakan    :   Alat musik tradisional Toraja.
D. Fungsi            :    Musik bambu jenis ini sering diperlombakan pada perayaan bersejarah seperti hari peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI, Peringatan Hari Jadi tana Toraja.

8. A. Jenis Musik       :  Gendrang Pamanca
B. Ciri-ciri             :    Didominasi dengan alat musik pukul, umumnya ditabuh
    menggunakan stik (pa’babbala).
C. Instrumen yang digunakan  :   Gendang,  Gong,   Anaq Beccing,   Pui-pui

D. Fungsi               :   Sebagai perangkat pelengkap upacara adat.

9. A. Jenis Musik  : Gandrang Bulo
B. Ciri-ciri         :     Biasa dimainkan berkelompok dan dijadikan tarian khas.
C. Instrumen yang digunakan: Alat musik yang terbuat dari bambu,
       Gendang,   Kecapi
D. Fungsi          :    Sebagai sarana hiburan,   Sebagai pelengkap upacara
Adat,  Maupun pada acara-acara tertentu


10.A. Jenis Musik      : Rampak Gendang
B. Ciri-ciri              :  Dimainkan dengan dominasi gendang.
C. Instrumen yang digunakan    : Gendang, Pui-pui, dan   Kecapi
D. Fungsi                 :       Sebagai sarana hiburan.
 




2.3.   Jenis-Jenis Alat Musik Tradisional daerah Setempat
   (Sulawesi  Selatan)
A.   KECAPI





 












Merupakan alat musik petik dari Sulawesi Selatan khususnya suku  Bugis. Kecapi  biasanya ditampilkan pada acara penjemputan para tamu, perkawinan, hajatan, bahkan hiburan pada hari ulang tahun. Menurut sejarahnya kecapi ditemukan atau diciptakan oleh seorang pelaut, sehingga bentuknya menyerupai perahu yang memiliki dua dawai, diambil karena penemuannya dari tali layar perahu dan sampai saat ini masih terus dilestarikan dan dijadikan kekayaan seni yang sangat bernilai bagi masyarakat asli Sulawesi Selatan.
   Membutuhkan latihan khusus untuk dapat memainkan alat musik ini dengan penuh penghayatan, tak jarang latihan dilakukan di alam terbuka agar dapat menyatukan rasa dan jiwa sang pemetik kecapi, lebih dari itu semua suara yang dihasilkan dari alat musik ini akan menenangkan jiwa para pendengarnya, dan mampu membawa suasana alam terhanyut dengan buaian nada-nada yang indah dari kecapi. 



 B.  KESO-KESO

 
Keso merupakan alat musik sejenis rebab. Letak perbedaannya dengan rebab adalah Keso mengunakan 2 dawai. Cara memainkannya dengan cara digesek



C. GENDANG atau  KENDHANG

Kendhang atau gendang adalah alat musik perkusi yang mempunyai dua bentuk dasar yakni bulat panjang dan bundar seperti rebana. Gendang adalah alat musik jenis pukul yang dimainkan dengan tangan. Gendang terbuat dari kayu berongga yang kedua ujung atau salah satu ujungnya ditutup dengan kulit yang diregangkan sehingga akan mengeluarkan bunyi jika dipukul.


 


D. BASI-BASI (KLARINET)

Basi-basi adalah sebutan dari daerah Bugis. Klarinet adalah sebutan dari daerah Makasar. Alat musik ini merupakan alat musik sejenis alat musik tiup yang dipasang rangkap. 





E. LEMBONG

Sejenis seruling  dari Sulawesi Selatan khsusunya Tana Toraja. Panjangnya 50 - 100 cm dan dengah garis tengah 2 cm, diujungnya dipasang tanduk kerbau atau sapi yang menyerupai cerobong dimainkan dengan cara ditiup(Tana Toraja). 

F. POPONDI atau TOLINDO

Alat musik yang terbuat dari kayu yang berbentuk busur seperti tanduk kerbau atau tanduk sapi yang bertumpu pada sebuah tempurung kelapa, di ujungnya atas bagian tanduk dipasang 1 buah senar dan dimainkan dengan cara dipetik (Tana Toraja).

G. ANA  BACCING
Alat musik ini merupakan alat musik  yang terbuat dari batang  logam. Bentuknya seperti pendayung. Cara memainkannya dengan cara di gerak-gerakkan.

 

H. ALOSU
Alosu merupakan alat musik berupa kotak anyaman yang di dalamya diisi biji-bijian. Cara memainkannya dengan digoyang-goyangkan.


 
          I.     PUIK – PUIK / PUWI-PUWI
Puik – Puik merupakan alat musik tiup semacam  terompet. Alat musik ini juga serupa dengan alat musik serunai  dari Sumatera.Di Jawa Barat dengan nama Tarompet, di Jawa Timur dengan nama Sronen, di Sulawesi Selatan dengan nama Puwi-puwi.





J. SULING LEMBANG
Suling lembang merupakan alat musik sejenis seruling  panjang dari Sulawesi Selatan .Panjangnya 50 - 100 cm dan dengah garis tengah 2 cm




K. SERUNAI
Serunai adalah alat musik tiup yang biasa dibuat dari bambu kecil. Serunai juga merupakan salah satu alat musik tradisional Sulawesi Selatan.
L.  PARAPPASA

       Parappasa terbuat dari batang bambu. Dibunyikan dengan cara dipukulkan satu sama lain.
M. KATTO-KATTO

Katto-Katto terbuat dari batang bambu. Dibuyikan dengan dipukul memakai stik.

 
N. GONG
Sama dengan Provinsi Sulawesi Tenggara, Gong juga ada di Sulawesi Selatan. Alat musik yang terbuat dari logam yang mengeluarkan suara “Gong..Gong” ini ketika dipukul juga sering digunakan untuk acara pentas seni dan adat istiadat di Sulawesi Selatan


















O. KENONG
              Nama alat musik yang satu ini mungkin agak kurang populer di telinga kita. Namun sebenarnya Kenong ini adalah hampir sama dengan Gong. Hanya saja dalam musik gamelan, gong yang paling besar dan paling gemuk biasanya disebut Kenong.
 


2.4. Tokoh-Tokoh Musik Tradisional Daerah Setempat (Sulawesi Selatan)



A. SERANG DAKKO/ DAENG SERANG


Serang Dakko, panggilan akrabnya Daeng Serang. Ia seorang Maestro Gendang. Gelar yang didapat dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun 2007. Ia adalah salah satu penggiat seni tradisi yang aktif melestarikan kesenian musik tradisional Makassar khususnya alat musik tabuh.
          Daeng Serang mulai bermain gendang sejak usia belia, yaitu 9 tahun. Kemahiran Daeng Serang bermain gendang didapatnya dari mengamati sang ayah. Ayah Daeng Serang juga seorang pembuat dan pemain gendang. Dari ayahnya lah Daeng belajar seluk beluk gendang. Saat masih kecil, Daeng sudah mengajak anak-anak sebayanya untuk membentuk kelompok gendang dan berlatih bersama. Kini usianya sudah 70 tahun. Bayangkan! Sudah berapa lama Daeng Serang bermain gendang? Tetapi kecintaannya dengan gendang sejak kecil menyemangati Daeng untuk berusaha mempertahankan dan melestarian seni tradisional ini.
          Cara Daeng Serang melakukannya adalah dengan terus mengajarkan cara bermainnya dan cara membuat gendang pada siapa saja. Tanpa dipungut bayaran. Selain mengajar di rumahnya yang bernama Sanggar Alam, Daeng Serang juga mengajar di berbagai perguruan tinggi sebagai dosen tamu.
Apa ciri khas Daeng Serang dalam bermain gendang dibandingkan pemain gendang lainnya? Rupanya Daeng Serang sering berhenti tiba-tiba di tengah-tengah permainan gendangnya. Penonton pun kaget. Mereka mengira lagunya sudah habis, padahal ternyata masih dilanjutkan lagi.


Rupanya Daeng Serang suka memberi kejutan. Kebiasannya berhenti mendadak seperti itu lah yang menjadi ciri khas permainan gendang Daeng Serang. Satu hal lagi, kalau berhenti, Daeng Serang biasanya melakukan gerakan-gerakan jenaka. Misalnya suatu kali ia berhenti lalu bergaya sedang berpikir. Hihihihi, kreatif sekali ya Daeng Serang

 


B. SYARIFUDDIN DAENG TUTU



 
Nama Syarifuddin Daeng Tutu sudah tidak asing lagi bagi publik Sulawesi Selatan. Daeng Tutu adalah seorang seniman handal yang melestarikan kesenian Sinrili’. Bersama dengan Sinrili’, Daeng Tutu telah melalang buana hingga ke mancanegara. Dia menghibur masyarakat dengan menyampaikan petuah bijak leluhur dalam sastra bertutur khas budaya Makassar, Sulawesi Selatan. Meskipun sarat pesan moral, kesan serius seakan sirna di balik kejenakaan Daeng Tutu. Sinrili’ disampaikan sambil memainkan alat musik gesek, seperti pada biola. Alat musik yang dimainkan sambil duduk bersila ini terbuat dari kayu pohon nangka, kulit kambing, dan dibentangi tiga senar berbahan kuningan.
Alat untuk menggesek dibuat dari ekor kuda. Senar dan ekor kuda yang saling bersentuhan menghasilkan bunyi mirip rebab. Suara khas Daeng Tutu menyatu apik dalam lantunan irama musik yang monoton. Sinrili’ biasa dia sampaikan dalam hajatan, seperti perkawinan dan syukuran rumah baru.Banyak hal dia tuturkan saat menyampaikan sinrili’. Isinya dari falsafah bijak yang diajarkan leluhur hingga mengkritisi kondisi terkini. Daeng Tutu memadukan nasihat dan kritik dalam sinrili’. Metode penyampaian yang dulu hanya menggunakan bahasa Bugis-Makassar dia selingi dengan bahasa Indonesia.
Dia ingin para pendengar memahami substansi informasi yang disampaikan. Daeng Tutu juga berani mengubah gaya tradisional para pembawa sinrili’ yang sebelumnya cenderung kaku dan serius. Dia mengolaborasikan penyampaian informasi dan kritik lewat gurauan yang kerap membuat penonton tertawa. Inovasi itu bisa mencairkan suasana acara yang dibalut formal sekalipun. Daeng Tutu mungkin akan menjadi generasi ketiga sinrili’ di Sulawesi Selatan yang akan menuruskan kesedian tradisi tersebut. Sebelum punah dan ditinggal, Daeng Tutu merasa terpanggil untuk membesarkan keunikan kesenian keso'-keso' ini. 
Seniman yang lahir pada tanggal 28 April 1955  ini, adalah sosok yang tak bisa dipisahkan dari perkembangan seni budaya Makassar. Sejak tahun 1970-an, sudah aktif di dunia kesenian tradisional Sulsel. Daeng Tutu adalah adik kandung Sirajuddin Daeng Bantang, yang juga maestro sinrili’ dari Sulawesi Selatan yang meninggal tahun 2010 lalu. Dari kakaknya inilah Daeng Tutu mulai tertarik untuk ikut bermain sinrili’. . Sejak kecil, Daeng Tutu sudah aktif di Sanggar Seni Batara Gowa. Sanggar inilah yang banyak berjasa memperkenalkan seni budaya Makassar hingga kebelahan bumi lain, termasuk sinrili'. Pada tahun 1989, Daeng Tutu bersama kakaknya mendirikan Sanggar Siradjuddin dan menjadi salah satu pembina di dalamnya. Sadar bahwa pasinrilik semakin langka, sepeninggal kakaknya Daeng Tutu mulai tampil lebih dominan. Tampil solo dengan alat musik yang dibuatnya sendiri.
Tahun 1988, Daeng Tutu tampil dalam acara Asian Art Festival di Hongkong. Ia mementaskan sinrili’ bersama pertunjukan tari dan musik kontemporer. Lima tahun berselang (1993) dalam pertemuan teater se-Indonesia di Makassar, Daeng Tutu menyuguhkan sinrili’ yang berkisah tentang Karaeng Pattingalloang, cendekiawan Kerajaan Gowa. Pertunjukan itu berlangsung meriah karena disertai drama yang mengisahkan kiprah Karaeng Pattingalloang. Keberaniannya mengemas sinrili’ secara modern mengundang perhatian seniman di Eropa. Pada tahun yang sama (1993) Daeng Tutu mulai tur keliling Eropa. Daeng Tutu diminta menyuguhkan sinrili’ di beberapa negara Eropa, seperti Jerman, Swiss, Perancis, dan Austria. 

Di kancah nasional, kiprah Daeng Tutu dalam memperkenalkan sinrili’ mungkin tak terhitung lagi jumlahnya. Dia kerap didaulat artis Nungki Kusumastuti untuk berbicara mengenai sinrili’ di laboratorium tari Institut Kesenian Jakarta. Tantangannya semakin berat karena pemerintah kurang berkomitmen terhadap pelestarian kebudayaan tradisional. Dalam 10 tahun terakhir, pemerintah tak pernah lagi menyelenggarakan festival budaya secara.....rutin.


TOKOH PA’SSULING NA WAJO


    

D. TOKOH-TOKOH LAINNYA

1.Merhadang situ
2.Muh.idris situ
3.Mustamin situ
4.Abdul halim kadir
5. Alimmuddin
6.Daeng masitti
7.daeng bura
8.Hasan pulu
9.Palinggi
10.Bopeng rilangi ,dsb. 
 

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
            Jadi alat musik daerah sangatlah mempunyai banyak fungsi. Jadi mulai sekarang pahami dan pelajarilah makalah ini supaya teman – teman dapat mempelajari alat musik daerah kita sendiri pada umumnya.
         Dan saya meminta kepada para pembaca bahwa, marilah kita menjaga dan melestarikan kebudayaan  yang  mepupakan ciri khas  atau  identitas dari daerah kita (Sulawasi Selatan). Karena apabila kita tidak dapat menjaganya orang-orang lain akan merebutnya.
          Jadi saya mengharapkan agar pembaca dapat memahami segala isi dalam makalah ini meskipun saya menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan, jadi saya mengharapkan kritikan ataupun masukan yang membangun dari semua pihak.

3.3. SARAN
Di Sulawesi Selatan memilik banyak ragam musik-musik tradisional yang dapat diandalkan sebagai lambang indentitas pengharum bangsa. Dimana kita sebagai penerus harus menjaga dan melestarikan budaya itu yang merupakan warisan dari nenek moyang kita.

DAFTAR PUSTAKA
http://oldies -bugis-makassar.blogspot.com

2 comments:

Designed By Thaufiq