“SALAH ASUHAN”
Judul Novel :
Salah
Asuhan
Pengarang : Abdul Muis
Tahun Terbit : 1995
Penerbit : Balai Pustaka
Jumlah
Halaman : 242
-Tema
Adapun tema yang terkandung dalam
novel Salah Asuhan adalah perbedaan adat istiadat.
-Alur
Alur yang digunakan dalam novel
Salah Asuhan adalah alur maju karena pengarang menceritakan kisahnya kemasa
selanjutnya.
-Pusat Pengisahan/Sudut Pandang
Dalam novel Salah Asuhan , pengarang bertindak sebagai orang ketiga yaitu
menceritakan kehidupan tokoh -tokoh pada novel.
-Latar/Setting
Latar atau tempat terjadinya yaitu :
Ø Lapangan
tennis .
“Tempat bermain tennis , yang dilindungi oleh pohon- pohon kelapa
“Tempat bermain tennis , yang dilindungi oleh pohon- pohon kelapa
disekitarnya, masih sunyi”
Ø Minangkabau
“Sesungguhnya ibunya orang kampung, dan selamanya tinggal di kampung saja, tapi sebabkasihan kepada anak , ditinggalkannyalah rumah gedang di Koto Anau, dan tinggallah ia bersama-sama dengan Hanafi di Solok.” “Maka iadalah ia segan -segan mengeluarkan uang buat mengisi rumah sewaan di Solok itu secara yang dikehendaki oleh anaknya .”
“Sesungguhnya ibunya orang kampung, dan selamanya tinggal di kampung saja, tapi sebabkasihan kepada anak , ditinggalkannyalah rumah gedang di Koto Anau, dan tinggallah ia bersama-sama dengan Hanafi di Solok.” “Maka iadalah ia segan -segan mengeluarkan uang buat mengisi rumah sewaan di Solok itu secara yang dikehendaki oleh anaknya .”
Ø Betawi
“Dari kecil Hanafi sudah di sekolahkan di Betawi ”)
“Sekarang kita ambil jalan Gunung Sari, Jembatan Merah Jakarta, Corrie!”
Ø Semarang
“Pada keesokan harinya Hanafi sudah dating pula ke rumah tumpangan itu , dan bukan buatan sedih hatinya,demikian mendengar bahwa Corrie sudah berangkat . Seketika itu ia berkata hendak menurutkan ke Semarang .”
“Dari kecil Hanafi sudah di sekolahkan di Betawi ”)
“Sekarang kita ambil jalan Gunung Sari, Jembatan Merah Jakarta, Corrie!”
Ø Semarang
“Pada keesokan harinya Hanafi sudah dating pula ke rumah tumpangan itu , dan bukan buatan sedih hatinya,demikian mendengar bahwa Corrie sudah berangkat . Seketika itu ia berkata hendak menurutkan ke Semarang .”
Ø Surabaya
“Di Surabaya mereka menumpang semalam di suatu pension kecil, mengaku nama Tuan dan Nona Han.”
“Di Surabaya mereka menumpang semalam di suatu pension kecil, mengaku nama Tuan dan Nona Han.”
-Tokoh
A) Hanafi , wataknya keras kepala ,
kasar
Ø keras kapala
“Memang … .kasihan! Ah ibuku …aku pengecut tapi hidupku kosong…habis cita-cita baik…enyah !. ”
“Memang … .kasihan! Ah ibuku …aku pengecut tapi hidupku kosong…habis cita-cita baik…enyah !. ”
Ø kasar
“ Hai Buyung! Antarkan anak itu dahulu kebelakang!” kata Hanafi dengan suara bengis dari jauh .”
“ Hai Buyung! Antarkan anak itu dahulu kebelakang!” kata Hanafi dengan suara bengis dari jauh .”
B) Corrie , wataknya baik , mudah
bergaul
Ø baik
“O , sigaret tante boleh habiskan satu dos . Sudah tentu enak , ayo coba!”
Ø mudah bergaul
“Oh , ruangan di jantung tuan Hanafi amat luas, ” kata Corrie sambil tertawa, “buat dua tuga orang perempuan saja masih berlapang - lapang .”
“O , sigaret tante boleh habiskan satu dos . Sudah tentu enak , ayo coba!”
Ø mudah bergaul
“Oh , ruangan di jantung tuan Hanafi amat luas, ” kata Corrie sambil tertawa, “buat dua tuga orang perempuan saja masih berlapang - lapang .”
C) Rapiah , wataknya sabar, baik
Ø sabar
“Rapiah tunduk, tidak menyahut , airmatanya saja berhamburan. Syafei , dalam dukungan ibunya yang tadinya menangis keras, lalu mengganti
tangisnya dengan beriba -iba . Seakan-akan tahulah anak kecil itu, bahwa ibunya yang tidak berdaya, sedang menempuh azab dunia dan
menanggung aib di muka –muka orang.”
“Rapiah tunduk, tidak menyahut , airmatanya saja berhamburan. Syafei , dalam dukungan ibunya yang tadinya menangis keras, lalu mengganti
tangisnya dengan beriba -iba . Seakan-akan tahulah anak kecil itu, bahwa ibunya yang tidak berdaya, sedang menempuh azab dunia dan
menanggung aib di muka –muka orang.”
“Apakah ayahmu orang baik ? Uah sungguh - sungguh orang baik . Kata ibuku
tidak adalah orang yang sebaik ayahku itu. ”
D) Ibu Hanafi , wataknya sabar dan baik
Ø sabar
“Astagfirullah , Hanafi ! Turutilah ibumu mengucap menyebut nama Allah bagimu dan tidak akan bertutur lagi dengan sejauh itu tersesatnya”
“Astagfirullah , Hanafi ! Turutilah ibumu mengucap menyebut nama Allah bagimu dan tidak akan bertutur lagi dengan sejauh itu tersesatnya”
Ø baik
“Sekarang sudah setengah tujuh, sudah jauh terlampau waktu berbuka , Piah ! Sebaik- baiknya hendaklah engkau pergi makan dahulu .”
“Sekarang sudah setengah tujuh, sudah jauh terlampau waktu berbuka , Piah ! Sebaik- baiknya hendaklah engkau pergi makan dahulu .”
E) Tuan Du Busse , wataknya tegas
“Tapi Corrie mesti bersekolah yang sepatut- patutnya”
“Tapi Corrie mesti bersekolah yang sepatut- patutnya”
F) Si Buyung,
wataknya penurut
“Kau kugaji buat kesenanganku dan bukan buat bermalas-malas . Hamba disuruh kejalan. Diam ! Bawa anak itu ke belakang. Angkat teh ke
dapurl alu menceritakan apa yang diperintahkan kepadanya. Oleh karena gula habis’ terpaksalah ia disuruh ke toko yang tidak berapa jauh letaknya dari rumah. ”
“Kau kugaji buat kesenanganku dan bukan buat bermalas-malas . Hamba disuruh kejalan. Diam ! Bawa anak itu ke belakang. Angkat teh ke
dapurl alu menceritakan apa yang diperintahkan kepadanya. Oleh karena gula habis’ terpaksalah ia disuruh ke toko yang tidak berapa jauh letaknya dari rumah. ”
G) Syafei , wataknya berani
“Itulah yang kusukai , bu . Sekian musuh nanti kusembelih dengan pedangku. ”
“Itulah yang kusukai , bu . Sekian musuh nanti kusembelih dengan pedangku. ”
-Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalan novel Salah Asuhan ini cukup sulit untuk
diartikan. Karna novel ini adalah novel lama dan dilamnya
juga terdapat bahasa Belanda . Pada novel ini juga terdapat :
juga terdapat bahasa Belanda . Pada novel ini juga terdapat :
a) Peribahasa
“saat ini , air mukamu jerni , keningmu licin, bolehkah ibu menuturkan niatku itu, supaya tidak menjadi duri dalam daging ”
“saat ini , air mukamu jerni , keningmu licin, bolehkah ibu menuturkan niatku itu, supaya tidak menjadi duri dalam daging ”
b) Majas perbandingan ( perumpamaan)
“Sesungguhnya tiadalah berdusta apabila ia
berkata sakit kepala , karna sebenarnyalah
kepalanya bagai dipalu ”
“Sesungguhnya tiadalah berdusta apabila ia
berkata sakit kepala , karna sebenarnyalah
kepalanya bagai dipalu ”
-Amanat
Adapun amanat yang terkandung dalam
novel Salah Asuhan adalah :
novel Salah Asuhan adalah :
Ø Janganlah
melupakan adat istiadat negeri sendiri , jikalau ada adat istiadat dari bangsa
lain, boleh saja kita menerima tapi harus pandai
memilih, yaitu pilihlah adat yang layak dan baik kita terima di negeri
kita.
Ø Jangan
memaksakan suatu pernikahan yang tidak pernah diinginkan oleh pengantin
tersebut, karena akhirnya akan saling menyiksa keduanya.
-Diksi
Pemilihan kata pada novel Salah Asuhan ini cukup sulit untuk dimengerti karena banyak terdapat bahasa Belanda.
Pemilihan kata pada novel Salah Asuhan ini cukup sulit untuk dimengerti karena banyak terdapat bahasa Belanda.
Sinopsis Novel “Salah Asuhan”
Hanafi adalah seorang anak pribumi yang
berasal dari Solok. Ibu hanafi adalah seorang janda, yang suaminya sudah
meninggal semenjak hanafi masih kecil. Ibu hanafi sangat menyayanginya.
Meskipun sudah menjanda, ibunya berkeinginan untuk memandaikan anaknya. Ibunya mengirim Hanafi ke Betawi untuk bersekolah di HBS. Ibunya selalu berusaha keras untuk selalu memenuhi segala biaya Hanafi. Selama bersekolah di Betawi, Hanafi dititipkan kepada keluarga Belanda. Sehingga pergaulan Hanafi tidak lepas dari orang-orang Belanda. Setelah lulus sekolah di HBS, pergaulannya juga tidak lepas dari orang-orang Eropa, karena ia bekerja di Kantor BB sebagai asisten residen di Solok. Meskipun Hanafi seorang pribumi asli, tingkah lakunya serta gaya hidupnya sudah berubah menjadi kebarat-baratan. Bahkan terkadang tingkah lakunya melebihi orang Belanda asli.
Meskipun sudah menjanda, ibunya berkeinginan untuk memandaikan anaknya. Ibunya mengirim Hanafi ke Betawi untuk bersekolah di HBS. Ibunya selalu berusaha keras untuk selalu memenuhi segala biaya Hanafi. Selama bersekolah di Betawi, Hanafi dititipkan kepada keluarga Belanda. Sehingga pergaulan Hanafi tidak lepas dari orang-orang Belanda. Setelah lulus sekolah di HBS, pergaulannya juga tidak lepas dari orang-orang Eropa, karena ia bekerja di Kantor BB sebagai asisten residen di Solok. Meskipun Hanafi seorang pribumi asli, tingkah lakunya serta gaya hidupnya sudah berubah menjadi kebarat-baratan. Bahkan terkadang tingkah lakunya melebihi orang Belanda asli.
Selama ia bergaul dengan
orang-orang eropa dan setiap hari bersekolah di HBS, Hanafi dekat dengan gadis
eropa yang bernama Corrie. Dalam kesehariannya Hanafi dan Corrie memanglah
sangat dekat, hubungan keduanya seperti
kakak dengan adiknya. Mereka sering jalan-jalan berdua, main tenis bahkan
duduk-duduk sambil menikmati segelas teh pun juga berdua.
Karena hubungan mereka sangat amat dekat, maka Hanafi pun menganggap pertemanan itu dianggap lain. Hanafi sayang kepada Corrie, namun perasaan itu bukan sekedar hanya rasa sayang seorang kakak kepada adiknya, melainkan rasa sayang sebagai pacar. Setiap hari Hanafi selalu bertemu dengan Corrie meskipun hanya sebentar saja. Sikap Corrie kepada Hanaffi juga masih nampak seperti biasanya. Hingga akhirnya Hanafi memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatinya kepada Corrie. Namun ketika Hanafi mengungkapkan isi hatinya, Corrie tidak langsung memberi jawaban kepada Hanafi, melainkan segera berpamitan pulang dengan alasan yang tidak jelas. Keesokan harinya, Corrie pergi meninggalkan Solok menuju Betawi. Maka dikirimkan surat kepada Hanafi, yang isinya penolakan secara halus mengenai pernyataan Hanafi pada tempo hari. Corrie merasa sangat tidak mungkin menerima Hanafi, karena perbedaan budaya antara bangsa melayu dengan bangsa eropa. Selain itu Corrie juga ditentang oleh ayahnya jika menikah dengan orang melayu. Karena penolakan tersebut, Hanafi jatuh sakit selama beberapa hari.
Karena hubungan mereka sangat amat dekat, maka Hanafi pun menganggap pertemanan itu dianggap lain. Hanafi sayang kepada Corrie, namun perasaan itu bukan sekedar hanya rasa sayang seorang kakak kepada adiknya, melainkan rasa sayang sebagai pacar. Setiap hari Hanafi selalu bertemu dengan Corrie meskipun hanya sebentar saja. Sikap Corrie kepada Hanaffi juga masih nampak seperti biasanya. Hingga akhirnya Hanafi memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatinya kepada Corrie. Namun ketika Hanafi mengungkapkan isi hatinya, Corrie tidak langsung memberi jawaban kepada Hanafi, melainkan segera berpamitan pulang dengan alasan yang tidak jelas. Keesokan harinya, Corrie pergi meninggalkan Solok menuju Betawi. Maka dikirimkan surat kepada Hanafi, yang isinya penolakan secara halus mengenai pernyataan Hanafi pada tempo hari. Corrie merasa sangat tidak mungkin menerima Hanafi, karena perbedaan budaya antara bangsa melayu dengan bangsa eropa. Selain itu Corrie juga ditentang oleh ayahnya jika menikah dengan orang melayu. Karena penolakan tersebut, Hanafi jatuh sakit selama beberapa hari.
Selama dia
sakit, Hanafi hanya dirawat oleh ibunya, dan selama itu pula Hanafi sering
mendapat nasihat dari ibunya. Ibunya menasihati dan membujuk Hanafi agar
menikah dengan Rapiah, yaitu anak mamaknya. Karena pada saat Hanafi bersekolah
di HBS, mamaknyalah yang mencukupi kebutuhan Hanafi. Mendengar bujukan Ibunya,
Hanafi sangat amat marah, karena Hanafi sungguh tidak mengetahui siapakah
Rapiah itu dan Hanafi hanya suka kepada Corrie, yang telah menolak cintanya.
Maka Ibu Hanafi menjelaskan bahwa Rapiah adalah anak mamak, Sultan Batuah.
Perjodohan itu dikarenakan Ibu Hanafi berhutang budi kepada Sultan Batuah.
Setelah mendapat bujukan dari Ibunya, akhirnya Hanafi menerima perjodohan itu,
meskipun dengan sangat terpaksa. Dua tahun sudah usia pernikahan Hanafi dan
Rupiah, dan mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama Syafei.
Pernikahan yang tidak didasari dengan rasa cinta itu membuat rumah tangga
mereka tidak pernah tentram. Setiap hari Hanafi selalu memaki-maki istrinya
karena hal yang sepele. Namun Rapiah hanya diam dan tidak pernah melawan semua
perlakuan suaminya.
Hal itulah yang membuat Ibu Hanafi kagum kepada Rapiah, hingga suatu hari Hanafi murka kepada Ibunya. Dengan tidak sengaja Ibunya menyumpahi Hanafi. Tiba-tiba anjing gila mengigit pergelangan Hanafi hingga Hanafi harus berobat ke Betawi. Sampai di Betawi Hanafi bertabrakan dengan seorang gadis eropa, yang tidak lain adalah Corrie. Dengan amat senang mereka berdua menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan berdua menggunakan sepeda angin. Sudah satu minggu Hanafi meninggalkan Solok, setelah itu Hanafi mencari kerja di Kantor BB sebagai commies. Meskipun gaji awal cukup kecil, namun hanafi sangat senang.
Karena dia dapat bertemu dengan
Corrie setiap hari. Hanafi berusaha keras untuk mendapatkan Corrie, hingga hanafi
rela berubah kewarganegaraan menjadi Eropa. Setelah itu, Hanafi memohon kepada
Corrie untuk menerima ajakan pertunangannya. Karena rasa ibanya kepada Hanafi,
Corrie terpaksa menerimanya. Meskipun Corrie harus menerima resiko, yaitu
dijauhi oleh teman-teman eropanya, Pesta pertunangan mereka dilakukan
dikediaman rumah teman Belandanya, namun tuan rumah nampak tidak begitu suka
dengan pertunangan itu. Karena dia tidak suka bergaul dengan orang Belanda
berkulit sawo
matang.
Meskipun Rapiah dan Ibunya tahu jika Hanafi akan menikah Corrie, namun Rapiah tetap menunggu kedatangan Hanafi. Karena Ibu Hanafi sangat sayang kepada Rapiah, bahkan sayangnya melebihi rasa sayangnya kepada Hanafi. Hanafi dan Corrie sudah menjadi suami istri, maka tinggalah mereka dalam satu rumah. Namun seiring berjalannya waktu, rumah tangga Hanafi dan Corrie sudah tidak tentram lagi.
Meskipun Rapiah dan Ibunya tahu jika Hanafi akan menikah Corrie, namun Rapiah tetap menunggu kedatangan Hanafi. Karena Ibu Hanafi sangat sayang kepada Rapiah, bahkan sayangnya melebihi rasa sayangnya kepada Hanafi. Hanafi dan Corrie sudah menjadi suami istri, maka tinggalah mereka dalam satu rumah. Namun seiring berjalannya waktu, rumah tangga Hanafi dan Corrie sudah tidak tentram lagi.
Karena sifat Hanafi yang
keterlaluan, sampai menuduh Corrie berzina dengan orang lain. Karena
kehidupannya yang dalam kondisi tidak jelas, Bangsa Eropa maupun Bangsa Melayu
sudah tidak mau mengakui Hanafi, karena keangkuhan dan kesombongannya.
Pada akhirnya Corrie pergi ke Semarang untuk menghindari Hanafi. Namun pada suatu hari, Hanafi menerima surat yang memberi tahukan bahwa Corrie berada di Semarang. Setelah beberapa hari, Hanafi nekat pergi ke Semarang untuk mencari Corrie dirumah seorang pengusaha anak-anak yatim. Namun sampai disana justru berita buruk yang diterima oleh Hanafi. Bahwa Corrie masuk rumah sakit karena sakit keras, yaitu kolera. Hingga akhirnya nyawa Corrie ridak dapat ditolong lagi. Setelah kepergian Corrie, Hanafi pulang ke Solok untuk menemui Ibunya. Setelah beberapa hari Hanafi sampai di Solok, ia jatuh sakit karena menelan 6 butir sublimat, yang menyebabkan Hanafi terus muntah darah dan akhrinya merenggut nyawanya.
No comments:
Post a Comment