KARYA ILMIAH REMAJA
|
|
OLEH:
MUHAMMAD
THAUFIQ HIDAYAT
|
KELAS AKSELERASI I
|
SMP NEGERI 6 SENGKANG UNGGULAN KAB.WAJO
|
TAHUN
PELAJARAN 2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga KIR (Karya Ilmiah Remaja) ini
dapat terselesaikan.
Karya Ilmiah ini kami susun
dengan pendekatan yang sudah dikenal didalam kehidupan sehari-hari tentang “Pengaruh Pengolesan Minyak Kelapa terhadap Pengawetan
Telur Ayam”.
Dalam proses penyusunan KIR ini penulis telah banyak
mendapatkan sebuah pengetahuan baru sebagai sebuah proses mendapatkan keidealan
berfikir dan bersikap, meskipun sebuah perjuangan itu tidak selamanya
dipertemukan dengan bunga mawar yang indah,
tetapi sebuah perjuangan juga akan mendapatkan kerikil-kerikil tajam
yang sekali – kali akan menjadi penghalang, tetapi penulis tetap yakin akan
banyak orang yang akan tetap memberikan senyumannya untuk melalui perjuangan
tersebut.
Pada
kesempatan ini perkenangkan penulis untuk mengucapkan terimah kasih kepada
Dra.Hj.Andi Ebe,M.Pd yang telah membimbing kami sehingga KIR ini dapat tersusun.
Penulis
menyadari sepenuhnya, KIR ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu
kritik dan saran sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan penyusunan dan penulisan KIR ini.
Akhirnya
kepada Allah jualah kiranya penulis memohon dan berdoa semoga kebaikan dan
bantuan yang diberikan semua pihak kepada penulis mendapat imbalan.
Sengkang , Februari
2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
1.2. Rumusan
Masalah
1.3. Tujuan
Penelitian
1.4. Hipotesis
1.5. Manfaat
Penelitian
1.6. Definisi
Operasional Variabel
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Kualitas Telur
2.2. Komposisi Telur
2.3.
Jenis Penelitian
2.4.
Obyek Penelitian
2.5. Tempat dan Waktu Penelitian
2.6. Prosedur Penelitian
2.7. Instrumen Pengumpulan Data
2.8. Teknis Analisis Data
2.9. Pengawetan Telur
2.10. Analisis
Hasil
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Masalah
Daya simpan
telur, khususnya telur ayam, amat pendek. Oleh karena itu perlu diperlakukan
secara khusus jika ingin telur bisa disimpan lebih lama, apalagi bila
menginginkan kondisi telur berada dalam keadaan segar. Salah satu upaya
memperpanjang kesegaran telur adalah dengan mengawetkannya. Pengawetan telur
segar sangat berguna dalam upaya mengatasi saat-saat harga telur tinggi. Untuk
itu dicarilah upaya pengawetan telur yang mudah, sederhana, dan irit biaya.
Dalam upaya pengawetan telur ayam yang
dilakukan masyarakat, terdapat berbagai cara dan yang paling umum adalah
menaruhnya di lemari es. Namun bagi masyarakat kurang mampu yang tidak memiliki
lemari es, maka mereka ada yang mengolesi dengan kapur, ada pula yang mengolesi
dengan minyak curah, ada pula yang mengolesi dengan minyak kelapa.
Oleh
karena pada penelitian ini akan dikaji
bagaimana cara pengawetan telur ayam yang dapat lebih bertahan lama dari
berbagai cara pengawetan telur ayam, dengan bahan-bahan yang mudah didapat di
desa terpencil dan murah sehingga dapat
terjangkau oleh masyarakat Desa Lempa.
Telur dapat bertahan lama pada suhu yang dingin, misalnya dengan menaruhnya
di lemari es. Sedangkan di desa terpencil dan sekitarnya, penduduk yang
memiliki lemari es sangat sedikit. Apalagi pada musim kemarau, telur sulit
untuk bertahan lama. Akibatnya penduduk desa terpencil dan sekitarnya kesulitan
mengawetkan telur agar tetap segar.
Adapun tahapan pelelitian ini 1)
Mengumpulkan
data berkaitan dengan pengawetan telur dari literature 2) Observasi atau
uji coba pengawetan telur 3) Anasisis data dan menyimpulkan hasil penelitian
Tertarik
dengan permasalah tersebut, peneliti berusaha melakukan studi tentang
pengawetan telur yang mudah dan bahan-bahan yang sekiranya mudah didapat dan
murah.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa telur ayam yang diolesi minyak kelapa bisa bertahan
baik teksturnya maupun kandungan gizinya hingga delapan minggu atau dua bulan
1.2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
permasalahan yang diuraikan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana cara atau upaya mengawetkan telur dimasukkan
ke dalam lemari es, melalui pemanfaatan bahan-bahan yang ada di desa terpencil
dengan tidak mengeluarkan banyak biaya?
2.
Apa saja bahan yang diperlukan untuk
pengawetan telur?
1.3. Tujuan
Penelitian
Penelitian
karya ilmiah ini bertujuan:
1.
Mencari upaya lain dalam pengawetan
telur, khususnya pada masyarakat yang belum memiliki alat pendingin seperti
lemari es
2.
Mencoba melakukan kegiatan ilmiah
sebagai solusi menjawab persoalan yang muncul di tengah-tengah masyarakat, khususnya
di desa terpencil.
Adapun
manfaat penelitian ini amat berguna bagi masyarakat, karena bisa mengawetkan
telur segar lebih lama, tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.
1.4. Hipotesis
Hipotesis
dari penelitian ini adalah: “Jika telur ayam diolesi dengan minyak kelapa maka
akan dapat bertahan lebih lama dan akan tetap segar”.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun
manfaat penelitian ini amat berguna bagi masyarakat, karena bisa mengawetkan
telur segar lebih lama, tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Sedangkan bagi
peneliti sendiri untuk menambah wawasan keilmuan.
1.6.
Definisi Operasional Variabel
Pada
penelitian tersebut variabel bebas atau penyebabnya adalah pengolesan minyak
kelapa. Untuk variabel terikat atau akibatnya adalah pengawetan telur ayam segar.
Sedangkan variabel kontrolnya adalah telur dibiarkan (tanpa diolesi). Sebagai
pembanding digunakan pengolesan telur dengan air kapur.
BAB II
PEMBAHASAN
KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Kualitas Telur
Kualitas
telur ditentukan oleh dua faktor, yakni kualitas luarnya berupa kulit cangkang
dan isi telur. Kualitas luar ini bisa berupa bentuk, warna, tekstur, keutuhan,
dan kebersihan kulit cangkang. Sedangkan yang berkaitan dengan isi telur
meliputi kekentalan putih telur, warna dan posisi telur, serta ada tidaknya
noda-noda pada putih dan kuning telur.
Dalam
kondisi baru, kualitas telur tidak banyak mempengaruhi kualitas bagian
dalamnya. Jika telur tersebut dikonsumsi langsung, kualitas telur bagian luar
tidak menjadi masalah. Tetapi jika telur tersebut akan disimpan atau diawetkan,
maka kualitas kulit telur yang rendah sangat berpengaruh terhadap awetnya
telur.
Kualitas isi
telur tanpa perlakuan khusus tidak dapat dipertahankan dalam waktu yang lama.
Dalam suhu yang tidak sesuai, telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan
lebih dari dua minggu. Kerusakan ini biasanya ditandai dengan kocaknya isi
telur dan bila dipecah isinya tidak mengumpul lagi.
Dari
beberapa penelitian yang dilakukan para ahli, misalnya Haryoto (1996), Muhammad
Rasyaf (1991), dan Antonius Riyanto (2001), dinyatakan bahwa kerusakan isi
telur disebabkan adanya CO2 yang terkandung di dalamnya sudah banyak
yang keluar, sehingga derajat keasaman meningkat. Penguapan yang terjadi juga
membuat bobot telur menyusut, dan putih telur menjadi lebih encer. Masuknya
mikroba ke dalam telur melalui pori-pori kulit telur juga akan merusak isi
telur.
Telur segar
yang baik ditandai oleh bentuk kulitnya yang bagus, cukup tebal, tidak cacat
(retak), warnanya bersih, rongga udara dalam telur kecil, posisi kuning telur
di tengah-tengah, dan tidak terdapat bercak atau noda darah.
2.2. Komposisi
Telur
Telur ayam
pada umumnya memiliki berat sekitar 50-57 gram perbutirnya, yang terdiri dari
11% bagian kulit telur, 50% bagian putih telur, 31% bagian kuning telur.
Telur adalah
sumber protein bermutu tinggi, kaya akan vitamin dan mineral. Protein telur
termasuk sempurna, karena mengandung semua jenis asam amino esensial dalam
jumlah cukup seimbang. Asam amino esensial sangat dibutuhkan oleh manusia,
karena tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh sehingga harus dipenuhi dari
makanan yang dimakan.
Telur juga
mengandung vitamin A, vitamin B Kompleks, dan vitamin D. Di samping itu telur
juga mengandung sejumlah mineral seperti zat besi, fosfor, kalsium, sodium, dan
magnesium dalam jumlah yang cukup. Semua unsur ini sangat penting guna
meningkatkan pertumbuhan tubuh pada anak-anak dan remaja. Anak balita setiap
hari membutuhkan kurang lebih 15 gram protein hewani. Kebutuhan tersebut dapat
dipenuhi apabila anak balita mengkonsumsi 2 butir telur ayam perhari. Protein
sangat dibutuhkan untuk membangun sel tubuh dan memperbaiki sel tubuh yang
rusak. Itulah sebabnya telur sering diberikan kepada anak kecil untuk membantu
pertumbuhan badan, dan kepada orang yang dalam proses penyembuhan guna
mengganti sel tubuh yang rusak..
Komposisi zat gizi telur ayam dalam 100 gram
1. Kalori
(kal) : 162,0
2. Protein
(g) : 12,8
3. Lemak (g)
:11,5
4. Karbohidrat
(g) : 0,7
5. Kalsium
(mg) : 54,0
6. Fosfor
(mg) : 180,0
7. Besi (mg)
: 2,7
8. Vitamin A
: 900,0
9. Vitamin B
: 0,1
10. Air (g)
: 72
Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1979
Semua gambaran di atas amat penting dijelaskan, betapa telur memiliki
banyak elemen penting yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan penggantian sel
tubuh manusia.
METODOLOGI PENELITIAN
2.3. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang
digunakan adalah studi kepustakaan dan observasi, yaitu data-data
diperoleh dari berbagai buku atau tulisan serta dari hasil obsevasi.
2.4.Obyek Penelitian
Adapun obyek penelitian ini adalah telur ayam yang diolesi oleh minyak
kelapa.
2.5.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Lempa Kecamatan
Pammana Kabupaten
Wajo. Adapun waktu penelitian selama tiga bulan, yaitu
mulai bulan Januari 2013 sampai dengan
Maret 2013.
2.6.Prosedur Penelitian
Adapun langkah-langkah dan
prosedur dalam penelitian ini meliputi :
a.
Melakukan studi pendahuluan, yaitu
kegiatan pengumpulan informasi yang meliputi penelaahan literatur berkenaan
dengan kualitas dan komposisi telur ayam, dan observasi lapangan untuk
mengumpulkan informasi berkaitan dengan upaya pengawetan telur ayam;
b.
Menyusun draf rancangan awal upaya pengawetan telur ayam dengan
mempertimbangkan temuan-temuan hasil studi pendahuluan.
c.
Mengadakan uji coba, meliputi uji coba pengolesan
telur ayam dengan minyak curah, pengolesan dengan kapur, pengolesan dengan
minyak kelapa dan telur dibiarkan (tanpa diolesi apa-apa).
d. Melakukan analisis dari hasil uji
coba di atas dan mengambil kesimpulan.
2.7.
Instrumen
Pengumpulan Data
1. Pengumpulan data kepustakaan dan bahan/alat yang berkaitan dengan objek
penelitian
2. Melakukan observasi (pengamatan) untuk mengetahui sampai sejauh mana
hasil yang didapat dari uji coba yang dilakukan
3. Melakukan analisis dan kesimpulan dari hasil uji coba
2.8.Teknis Analisis Data
Penyusunan
tulisan ini berdasarkan metode deskriptif analisis, yaitu data-data yang
terkait dengan permasalahan baik dari kepustakaan maupun observasi akan
dideskripsikan (ditampilkan) sedemikian rupa kemudian dianalisis secara
deduktif, induktif dan komparatif.
CARA KERJA PENGAWETAN TELUR
2.9. Pengawetan Telur
1. Alat dan bahan
Pegawetan
telur ayam diteliti dengan menggunakan alat dan bahan sebagai berikut:
a.
Telur
b.
Kapur
c.
Kelapa
d.
Parutan kelapa
e.
Panci
f.
Kertas
g.
Spidol
h.
Saringan kelapa
i.
Wajan dan susuk
j.
Kompor
k.
Minyak tanah
l.
Korek api
m. Kuas kecil
n.
Air
o.
Wadah
p.
Minyak curah
2. Cara Kerja
Untuk
menilai pengawetan telur ayam dilakukanlah pengujian mulai tanggal 25 Pebruari 2011 sampai 8
April 2011, dengan melakukan perbandingan
untuk menilai kesegaran telur-telur tersebut setelah beberapa hari kemudian.
Perbandingan itu dengan cara mengelompokkan telur-telur tersebut ke dalam 4
kelompok, sebagai berikut:
a.
Kelompok telur I: Telur diolesi
minyak curah
Telur yang
akan diawetkan dicuci terlebih dahulu dan dikeringkan. Selanjutnya telur
diolesi minyak curah dengan memakai kuas kecil. Setelah itu telur disimpan di
tempat kering. Selama disimpan telur diusahakan tidak dipegang atau
digoyang-goyang.
b.
Kelompok II: Telur diolesi dengan
air kapur
Kapur diberi
air dan diaduk. Telur yang akan diawetkan dicuci terlebih dahulu. Setelah itu
telur diolesi air kapur dengan menggunakan kuas kecil.
Pengawetan
dengan air kapur ini sebagai pembanding model pengawetan lainnya, karena kita
mengetahui bahwa cangkang telur terdiri dari zat kapur.
c.
Kelompok III: Telur diolesi minyak
kelapa
Langkah
pertama kelapa dikupas dan diparut. Selanjutnya parutannya diremas-remas sambil
ditambah air secukupnya. Hasilnya adalah berupa santan. Santan itu kemudian
direbus selama kurang lebih 3 jam. Setelah menjadi minyak, pisahkan minyak
tersebut dari ampasnya.
Tahap
berikutnya ambil telur dan dicuci. Kemudian telur diolesi minyak kelapa dengan
menggunakan kuas kecil. Biasanya, 1 liter minyak kelapa bisa digunakan untu
mengawetkan telur sekitar 70 kg.
d.
Kelompok IV: Telur dibiarkan (tanpa
diolesi apa-apa)
Setelah
telur dicuci, telur disimpan di tempat kering. Selama proses penyimpanan telur
tidak boleh dipegang ataupun digoyang.
2.10.
Analisis Hasil
Dari hasil
pengamatan diperoleh hasil, bahwa telur ayam yang diolesi minyak kelapa dapat
bertahan kesegarannya selama 2 bulan atau 8 minggu. Sedangkan telur yang
diolesi minyak curah bagian kuning telur sudah tidak utuh, membusuk, dan
berbau.
Untuk telur
yang diolesi air kapur, kuning telurnya tidak utuh, busuk, terdapat banyak
belatung, dan berbau. Demikian pula pada telur yang dibiarkan (tanpa diolesi)
kesegarannya hanya bertahan 1 minggu, setelah itu kuning telurnya sudah tidak
utuh, busuk, terdapat banyak belatung, dan berbau.
BAB III
PENUTUP
2.1. Kesimpulan
Dari hasil
penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa cara pengawetan telur ayam segar
selain dimasukkan lemari es, dapat pula dilakukan mengolesi telur dengan minyak
kelapa. Pengolesan telur ayam dengan minyak kelapa mampu mempertahankan
kesegaran telur selama 8 minggu atau 2 bulan.
Pengawetan
telur dengan minyak kelapa tidak hanya mampu mempertahankan kesegaran telur,
tapi juga mampu mempertahankan keutuhan nilai gizinya. Hal ini amat
menguntungkan, karena selain prosesnya mudah juga irit dalam biaya.
2.2. Saran
1. Dalam membeli telur pilihlah telur yang baik, yaitu telur yang memiliki
ukuran dan bentuk yang proporsional
2. Sebelum telur disimpan untuk mempertahankan kesegarannya telur dicuci
bersih terlebih dahulu agar tidak terinfeksi bakteri
3. Sebaiknya telur yang diawetkan disimpan dalam rak
4. Masyarakat kiranya perlu mencoba melakukan upaya agar telur tetap dalam
keadaan segar dengan cara diolesi minyak kelapa, karena bisa mempertahankan
kesegaran telur dengan biaya murah.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi,
Sutrisno. 2000. Metodologi Reseach. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Haryoto.
1996. Pengawetan Telur Segar. Yogyakarta: Kanisius.
Rashaf,
Muhammad. 1991. Pengelolaan Produksi Telur. Yogyakarta: Kanisius.
Riyanto,
Antonius. 2001. Sukseskan Menetaskan Telur Ayam. Jakarta: Andromedia
Pustaka
No comments:
Post a Comment